indoposonline.id – Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah mengidentifikasi tiga persoalan penyediaan air bersih. Problem pertama soal air baku. Air baku ini kadar jumlahnya berlaku tetap. ”Secara hidrologis lazimnya air itu tetap. Dalam Al Quran disampaikan, betulkan air dalam jumlah tetap,” tutur Basuki, kala membuka diskusi virtual, Kamis (11/2/2021).
Karena itu, ia menganggap ada kekeliruan apabila ada kekurangan atau kelebihan air. Dan, itu bisa disebabkan manajemen pengelolaan air keliru. “Karena, Allah memberi air dengan jumlah cukup. Kalau ada kekeringan atau kebanjiran pasti ada manajemen enggak baik,” beber Basuki.
”Ada juga ayat lain, dalam kualitas baik. Kalau ada kualitas enggak bener, jelek, pasti juga manajemen itu perlu diperbaiki,” tegasnya.
Persoalan kedua, unaccounted for water atau non-revenue water masih tinggi. Usaha memperbaiki persoalan itu masih kurang agresif. Itu lantaran butuh biaya tidak sedikit. ”Misalnya, dulu di PDAM jumlah pipanya 100 tapi jadi kuitansi bayar 60. Hitungnya tinggal berapa produksi air dan berapa bisa ditarik kuitansinya. Itu unaccounted fir waternya 40 persen. Itu bisa bocor secara teknis atau administrasi karena ada perusahaan dalam perusahaan,” ucapnya.