Presiden mengatakan, pada 2018 Indonesia masih berada di jajaran lower middle income country atau negara berpenghasilan menengah ke bawah. Kemudian sempat masuk ke jajaran upper middle income country atau negara berpenghasilan menengah ke atas dan kembali menurun akibat pandemi.
Untuk itu, Presiden kembali meminta dukungan OJK untuk dapat memberikan sosialisasi mengenai pentingnya hilrisasi.
“Karena proyeksi dampak hilirisasi dari Minerba, Migas, dan kelautan itu bisa sampai angka USD715 billion dan lapangan kerja yang terbangun bisa 9,6 juta. Besar sekali. Inilah yang akan terus kita kejar. Terus kita kejar,” tegas Jokowi.
Sementara, selain hilirisasi, Jokowi juga menyebut pentingnya perlindungan bagi masyarakat terhadap produk jasa keuangan lainnya, baik itu berupa asuransi, pinjaman online, investasi, hingga pada kegiatan tour haji dan umroh. Jokowi meminta, OJK untuk lebih intensif lagi dalam melakukan pengawasan.
“Saya minta betul urusan asuransi utamanya pinjaman online investasi dilihat betul. Jangan sampai kejadian-kejadian yang sudah-sudah seperti Asabri, Jiwasraya, Rp17 triliun, Rp23 triliun. Ada lagi Wanaartha, Indosurya, Unit Link, ini harus mikro satu-satu diikutin,” tukasnya. (ahmad)