Mughni mengenakan topi dan masker itu kembali bercerita, usaha keluarga ini dikelola oleh sembilan bersaudara. Di tahun 1990-an, peternakan sapi perah ini dijalankan oleh kedua orangtuanya. “Jadi kami meneruskan warisan usaha kedua orangtua kami yakni H. Sholahuddin Abdul Fatah dan Hj. Siti Laela, yang tadinya di tahun 1990 berlokasi di kawasan Mega Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan,” ungkapnya.
Di kawasan pusat bisnis di Mega Kuningan dulu, katanya, banyak pelaku peternakan sapi di sana. Karena ada permintaan dari pengusaha atau stakeholder sehingga peternakan susu sapi keluarga ini pindah ke kawasan Pondok Ranggon, Jakarta Timur. “Kita dulu mau pindah tapi dengan syarat harus di tempat yang resmi, mengantungi izin segalanya. Sehingga kami pindah di Pondok Ranggon ini dan saat itu ada SK Gubernurnya bahwa kawasan ini sebagai kawasan agro khusus bagi peternakan sapi,” ujarnya.
Di tahun 1993, lanjut Mughni, peternakan sapi perah ini pun akhirnya pindah ke Jalan Peternakan Raya, Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Tapi semenjak tahun 1990-an itu, memang sudah banyak pelaku usaha peternakan sapi perah yang pindah dari kawasan Mega Kuningan, Setiabudi. “Kan dulu terkenal di sana Mega Kuningan adalah peternakan sapinya,” ulasnya.