Ipol.idIpol.id
Aa
  • Home
  • News
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jakarta Raya
    • Nusantara
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum
  • Kriminal
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Si Ipol
  • Opini
  • More
    • Video
    • Gaya hidup
    • Sosok
    • Tekno/Science
    • Galeri
    • Indeks Berita
Reading: Edukasi di Peternakan Sapi Cibugary Pondok Ranggon
Share
Ipol.idIpol.id
Aa
Cari berita disini...
  • Home
  • News
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jakarta Raya
    • Nusantara
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum
  • Kriminal
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Si Ipol
  • Opini
  • More
    • Video
    • Gaya hidup
    • Sosok
    • Tekno/Science
    • Galeri
    • Indeks Berita
Follow US
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan IPOL.ID
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ipol.id > Index berita > Edukasi di Peternakan Sapi Cibugary Pondok Ranggon
Index beritaJabodetabek

Edukasi di Peternakan Sapi Cibugary Pondok Ranggon

Redaksi
Redaksi Published 09 Jan 2021, 13:45
Share
8 Min Read
SHARE

indoposonline.id – Tingkat konsumsi susu sapi berprotein tinggi di Indonesia, khususnya di Ibu Kota masih terbilang rendah saat ini. Baik para pelajar, kawula muda, milenial, orang dewasa maupun lanjut usia. Terlebih disaat masa Pandemi Covid – 19 yang menghantam semua lapisan masyarakat.

Para pengusaha peternakan sapi perah susu segar pun belakangan mencoba bertahan. Karena banyak pelaku usaha yang tumbang, apalagi di masa Pandemi Covid – 19 saat ini, sampai harus gulung tikar. Nah, di kawasan Jakarta Timur, terdapat satu lokasi peternakan susu sapi segar yang bertahan.

Tepatnya di Jalan Peternakan Raya, Blok C, No. 12, Pondok Ranggon, Jakarta Timur, masih tampak asri terlihat. Namun, dibalik rimbunnya pepohonan di sana, terdapat satu lokasi peternakan sapi perah (Cibugary) yang dikelola oleh sembilan bersaudara. Lebih jauh, indoposonline mengunjungi dan melihat proses pemerahan susu sapi yang segar dan menyehatkan serta mengedukasi bagi para pengunjungnya.

Siang hari, seorang diri Pengusaha Susu Sapi Cibugary, Abdul Mughni Mubarok, 39, menyapa hangat indoposonline. Namun sebelumnya, pria akrab disapa Mughni menceritakan bahwa dulu orangtua dia naik sepeda di kota besar ini untuk mengantarkan susu murni ke para pelanggan-pelanggannya. “Masih belum besar usaha susu sapi segar ini dulu Mas,” tutur Mughni langsung menuju kandang sapi itu.

Baca Juga

Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan dalam upacara peringatan HUT PT Pegadaian yang digelar secara hibrid dan serentak di seluruh Indonesia.Foto: Dok PT Pegadaian.
Rayakan HUT Ke-122 Pegadaian Ajak ‘Bersatu Tumbuh Bersama’
Gapai Berkah Ramadan, Komunitas Supir Truk Ini Beri Bantuan Mukena ke Puluhan Janda di Cikarang
Buron 7 Tahun, Koruptor BLH Sumut Dicokok Tim Tabur Kejaksaan

Mughni mengenakan topi dan masker itu kembali bercerita, usaha keluarga ini dikelola oleh sembilan bersaudara. Di tahun 1990-an, peternakan sapi perah ini dijalankan oleh kedua orangtuanya. “Jadi kami meneruskan warisan usaha kedua orangtua kami yakni H. Sholahuddin Abdul Fatah dan Hj. Siti Laela, yang tadinya di tahun 1990 berlokasi di kawasan Mega Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan,” ungkapnya.

Di kawasan pusat bisnis di Mega Kuningan dulu, katanya, banyak pelaku peternakan sapi di sana. Karena ada permintaan dari pengusaha atau stakeholder sehingga peternakan susu sapi keluarga ini pindah ke kawasan Pondok Ranggon, Jakarta Timur. “Kita dulu mau pindah tapi dengan syarat harus di tempat yang resmi, mengantungi izin segalanya. Sehingga kami pindah di Pondok Ranggon ini dan saat itu ada SK Gubernurnya bahwa kawasan ini sebagai kawasan agro khusus bagi peternakan sapi,” ujarnya.

Di tahun 1993, lanjut Mughni, peternakan sapi perah ini pun akhirnya pindah ke Jalan Peternakan Raya, Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Tapi semenjak tahun 1990-an itu, memang sudah banyak pelaku usaha peternakan sapi perah yang pindah dari kawasan Mega Kuningan, Setiabudi. “Kan dulu terkenal di sana Mega Kuningan adalah peternakan sapinya,” ulasnya.

Seiring roda waktu terus berputar, terbangun peternakan susu sapi perah yang dinamakan Cibugary, berdiri di tahun 1996 diareal tanah seluas 2800 meter persegi didirikan oleh Rahmat Al Baghory, 52, anak pertama dari sembilan bersaudara itu.

Usai melayani konsumen, Rahmat pun ikut bergabung untuk mengobrol. Rahmat menuturkan, karena dulu peternakan sapi ini banyak dikunjungi anak-anak pelajar sekolah dari mulai TK, SD sampai SMP. “Maka kita berikan juga edukasi di peternakan Cibugary ini,” sambung Rahmat santai menyeruput kopi hitam dalam cangkir beningnya itu.

Jadi ada edukasi, kata Rahmat, materinya pun ada diberikan sehingga para pelajar akan mendapatkan pengetahuan seputar peternakan susu sapi perah ini. “Tetap lebih dulu pihak sekolah harus kordinasi kepada kami. Karena kami harus atur waktu jam kunjungan bagi para pelajar sekolah yang ingin menambah pengetahuan di sini. Sebab, sejak tahun 1996 sudah tertata, jadi lebih dulu harus konfirmasi kepada kami agar kami siapkan,” ujar Rahmat.

Saat itu, pria berkulit sawo matang itu berpandangan bahwa sebagai pelaku usaha peternak sapi perah sembilan bersaudara ini harus mempunyai inovasi dan melebarkan sayap. “Saya berpikir ketika itu harus memulai, harus ada terobosan mengingat pengusaha sapi perah berguguran saat itu. Dulu harga susu masih murah dari bensin sekarang pun sama, padahal konsumsi susu segar ini menyehatkan. Jadi ini yang menjadi tantangan kami,” akunya santai berusaha mengingatnya kembali.

Adapun tingkat konsumsi susu masyarakat di Indonesia, di Jakarta khususnya masih sangat rendah. Dari data yang dihimpun BPS Statistik (Kementerian Pertanian), konsumsi susu di Indonesia hanya 16,23 liter perkapita / tahun terendah se-Asia Pasifik di tahun 2019. “Produksi susu Nasional kita saja 70 persennya masih impor,” timpal Mughni menyayangkan hal itu.

Lulusan Kampus Darunnajah Jakarta, angkatan 22 tahun 1999 yang juga anak keenam dari sembilan bersaudara, Mughni menambahkan, jadi usaha susu sapi perah ini turun temurun. Untuk itu, lanjut Mughni, kualitas susu sapi sangat dipengaruhi dari pakan ternak. “Pakan ternak juga sangat diperhatikan di sini karena mempengaruhi 80 persen kualitas susu itu tadi,” tutur Mughni sambil menunjukkan kandang sapi untuk melihat langsung proses pemerahan susu sapi di kandang tersebut.

Kemudian, katanya, yang bisa mempengaruhi kuantitas susu sapi itu sendiri adalah faktor geografis, dan tingkat stressnya sapi juga kesehatannya. “Di kandang ini  keseluruhan ada sebanyak 80 ekor sapi, diantaranya untuk sapi produksi ada 50 ekor. Perhari peternakan Cibugary dapat menghasilkan sebanyak 300 liter susu segar. Untuk waktu perahan susu dibagi menjadi dua kali pemerahan yaitu jam 05.00 WIB dan jam 14.00 WIB,” ujarnya.

Sebelum diracik dan dikemas menjadi susu varian rasa, yoghurt dan keju mozzarella Cibugary. Lebih dulu, susu segar tersebut diperah dengan alat agar steril kemudian disaring pada wadahnya yaitu wadah milkane yang dapat menampung 40 liter susu segar.

“Hasil olahan susu berprotein tinggi itu dapat menghasilkan tiga produk yaitu susu pateurisasi, yogurt, dan keju mozzarella yang lezat,” ungkapnya.

Tak sedikit konsumen yang berasal dari pengusaha restoran, kedai susu, sekolah, pabrik, dan konsumen yang kemari (Pondok Ranggon). “Untuk pemasaran kita 90 persen direc konsumen langsung sisanya 10 persen olahan,” katanya.

“Nilai jual susu murni Rp 9.000 perliter. Belum lagi kita memberikan subsidi ke koperasi karena kita anggota koperasi juga,” tambah Rahmat.

Di peternakan sapi itu, saat ini sudah memiliki 11 karyawan. Diantaranya 5 orang khusus mengurus perawatan, pemerahan, pakan kebersihan kandang sapi dan 6 orang lainnya mengelola manajemen dan produksi. “Kita sudah buka mulai pukul 06.00-10.00 WIB lanjut pukul 14.00-17.00 WIB,” tambahnya.

Kedepan, pihaknya sedang mengurus perizinan ke BPOM. Sebab, usaha susu sapi ini optimis akan menjadi semakin besar. “Kami akan ekspansi lebih besar lagi. Produksi lebih besar lagi,” akunya berharap.

“Bahkan kami berkeinginan Warga Negara Asing yang turun dari Bandara taunya ada Cibugary sapi perah di Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Akhir tahun ini biasanya sih banyak juga kunjungan keluarga dari Riau, Balik Papan, Manado pada mampir kemari. Tapi karena kondisi Covid-19 jadi berkurang yah,” akunya.

Sebelum menutup obrolan hangat itu, bapak beranak tiga Mughni menambahkan, itu tadi, di sini peternakan susu sapi akan terus memberikan edukasi kepada pengunjung dari mulai mengetahui sapi perahnya jenis Friesien Holstein (FH), memberi pakan, memerah sapi, memandikan sapi. “Sampai dengan mengolah dan konsumsi susu sapi tentunya yang sudah diolah serta dikemas,” akunya menutup obrolan ringan nan hangat itu. (car)

GN

Follow Akun Google News Ipol.id

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami
TAGGED: Proses pemerahan, susu sapi segar
Redaksi 09 Jan 2021, 13:45
Share this Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram Copy Link
Previous Article Berikut Daftar Penumpang Pesawat Sriwijaya yang Hilang Kontak
Next Article Ancaman Bahaya Banjir dan Longsor Mengintai
Banner Haka RestoBanner Haka Resto

TERPOPULER

TERPOPULER
Headline

3 Petugas Bandara Soetta Dipecat karena Jemput dan Kawal Bahar Smith

Politik
Rombongan Ibu-Ibu Eksis Indonesia dan DKI Bakal Berdayakan Anak-Anak Putus Sekolah Diberikan Pelatihan
31 Mar 2023, 21:15
Hukum
Mangkir dari Panggilan, KPK Ancam Jemput Paksa Plh Dirjen Minerba
31 Mar 2023, 19:23
Politik
Ganjar Milenial Center Banten Beri Bantuan Sumur Bor ke Ponpes Salafi
31 Mar 2023, 23:25
Kriminal
Angkot Modifikasi Didapati Jual Miras Saat Operasi Pekat Digeber di Jakarta Timur
31 Mar 2023, 23:35
Half Banner SharpHalf Banner Sharp
Ipol.idIpol.id
Follow US

Copyright © IPOL.ID. All Rights Reserved.

  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan IPOL.ID
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Logo Ipol.id Logo Ipol.id
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?