indoposonline.id-Atlet dayung nasional tahun 1990an asal Jambi, Leni Haini (44tahun), tak pernah berniat menjual medali emas miliknya. Ia pun merasa heran dan sedih, atas pemberitaan beberapa media online belakangan ini, yang menyebut, bahwa ia berniat menjual medali emas yang pernah diraihnya untuk menutup biaya hidup dan pengobatan anak, karena ia merasa tidak pernah diwawancarai oleh wartawan manapun terkait berita tersebut.
Leni Haini akan menyiapkan surat pernyataan di atas materai guna mengklarifikasi berita yang
tidak berdasar tersebut, dan meminta agar diusut siapa yang telah mengatas-namakan dan mencemarkan nama baiknya. Hal ini dikatakan Sekjen PB-PODSI (Pengurus Besar – Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia), Edy Suyono, setelah menelepon Leni, Rabu (17/2/2021), untuk mengklarifikasi pemberitaan beberapa media online tersebut.
Leni berterimakasih, walaupun awalnya terkejut, saat didatangi Kepala BPJS (Badan Pengelola Jaminan Sosial) Jambi Selasa (16/2/2021) untuk menyerahkan kartu baru BPJS baginya sekeluarga. Ia juga mengucapkan terimakasih sekaligus memohon maaf karena telah merepotkan banyak pihak, terkait kedatangan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Diskepora) Provinsi Jambi, Ronaldi, bersama Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi
Jambi, Budi Setiawan, dan Sekjen Persatuan Olahraga Dayung Indonesia (PODSI) Jambi. Bung Yos, yang datang ke kediamannya di Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi,
sebagai respon atas pemberitaan media online tersebut.
Wakil Ketua Umum PB-PODSI, Budiman Setiawan secara terpisah menjelaskan, masalah yang dialami Leni Haini merupakan kejadian lama yang memang pernah terjadi dan diberitakan
media pada tahun 2012.
“Anaknya, Habibatul Fasia yang akrab disapa Habibah, menderita penyakit Epidermolysis Bullosa (EB) yang menyebabkan kulit mengelupas dan mudah terluka. Lalu kami bantu memperjuangkan agar mendapat pengobatan gratis dari pemerintah. PODSI maupun komunitas dayung, serta Kemenpora RI dan KONI Pusat, mengulurkan bantuan pada 2012, baik bantuan finansial maupun material, juga fasilitas dan dukungan moral dari sesama rekan atlet. Saya percaya Pemprov Jambi juga telah memberikan banyak kemudahan dan bantuan. Jadi kami dan pemangku kepentingan lainnya telah memberi perhatian dan bantuan,” kata Budiman yang juga mantan atlet dayung nasional tahun 1970an itu.
Seminggu Tidak Aktif Ber-Medsos
Leni menampik pemberitaan media online yang sempat viral belakangan ini, dan ia tidak mengetahui siapa penyebar isu itu.
“Masalah yang viral itu saya tidak tahu, karena sudah semingguan ini saya nggak aktif di medsos. Dan kejadian (foto yang beredar, red) itu bukan kejadian yang sekarang, melainkan itu di tahun 2012 di saat saya butuh bantuan untuk pengobatan anak saya,” ungkapnya.
Leni menyampaikan bahwa dirinya saat ini melakukan sejumlah aktivitas, diantaranya membina sekolah bagi komunitas atlet, serta mengelola sampah dirumahnya. Sementara suaminya adalah staf di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi.
“Saya tidak tahu soal gambar yang viral itu. Saya kesal juga tanpa izin saya dan merasa gambar saya di ekspoiltasi. Bagi penyebar mohon jangan menjual nama saya, kalau mau viralkan, viralkan saja kegiatan yang positif. Saya tidak mau dituduh mengemis ke negara untuk meminta bantuan,” katanya tentang beredarnya foto Leni memegang medali emas yang ingin dijualnya.
Leni meminta, siapapun oknum dibalik isunya itu agar tak lagi melanjutkan berita-berita tidak benar atau hoax ini.
Leni mengaku bahwa perhatian Pemerintah Provinsi Jambi maupun Pemerintah Kota Jambi, bahkan Kemenpora RI sudah bagus. Bahkan BPJS Kesehatan miliknya kini dapat aktif kembali.
“Terima kasih atas bantuannya, Pak Kadiskepora Provinsi Jambi, Pak Ketua KONI, Pak Walikota dan Menpora, PB PODSI. Hari ini kami menerima BPJS kesehatan. Alhamdulilah BPJS nya juga
sudah aktif kembali. Mudah-mudahan ke depan anak saya bisa dilayani,” bebernya. (bas)