Pembelian atau penukaran saham itu dilakukan dengan harga manipulasi menjadi tinggi. Tujuannya agar kinerja portofolio Asabri seolah-olah baik. Setelah sejumlah saham itu, menjadi milik PT Asabri, kemudian saham ditransaksikan atau dikendalikan Heru, Benny, dan LP berdasar kesepakatan bersama dengan Direksi PT Asabri. ”Seolah-olah saham itu likuid,” beber Leonard.
Selanjutnya, untuk menghindari kerugian investasi Asabri, saham-saham telah dijual di bawah harga, lalu ditransaksikan atau dibeli kembali dengan nomine Heru, Benny, dan LP serta ditransaksikan kembali oleh Asabri melalui underlying Reksadana di bawah kelolaan amanajer investasi (MI) dalam pengendalian Heru dan Benny. ”Kerugian keuangan negara tengah dikalkulasi BPK. Dan, kerugian sementara Rp23,73 triliun,” tegas Leonard. (ydh)