indoposonline.id – PT Pegadaian (Persero) menggandeng kiai Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Penting untuk meningkatkan pengetahuan agama lingkungan Pegadaian. Itu sejalan dengan budaya Akhlak menjadi pedoman nilai-nilai perusahaan.
Itu dibuktikan dengan kehadiran Ustadz Das’ad Latif sebagai pembicara dalam acara di Kanwil Makassar. Selain itu, Ustadz Wijayanto juga turut hadir sebagai pembicara di Kanwil Semarang, dan beberapa kegiatan lain sejumlah wilayah Indonesia.
Sementara di kantor pusat Pegadaian, Ketua Komisi Dakwah MUI Ustadz Cholil Nafis sering tampil sebagai pembicara dalam kegiatan rohani Islam. Kehadiran sejumlah ustadz dan kiai itu, untuk membangun keyakinan di kalangan Insan Pegadaian dengan nilai-nilai Islam moderat. Kondisi tersebut, sejalan dengan nilai-nilai utama sebagai pembentuk karakter dan budaya ditetapkan Kementerian BUMN yaitu AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).
”Saat ini, sesuai arahan Kementerian BUMN, Pegadaian telah bekerja sama dengan NU untuk mengisi berbagai kegiatan Islam di kantor pusat. Baik dalam khutbah Jum’at maupun kegiatan peringatan hari besar Islam. Hal ini dilakukan untuk mencegah munculnya paham radikal di lingkungan BUMN khususnya Pegadaian,” tutur Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian (Persero) R. Swasono Amoeng Widodo, di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Pegadaian melalui Pegadaian Syariah terus mengembangkan produk-produk berbasis syariah sebagai alternatif solusi keuangan bagi masyarakat di masa pandemi. ”Produk Rahn dari Pegadaian Syariah, merupakan pemberian pinjaman dengan barang jaminan bisa berupa emas perhiasan, emas batangan, berlian, elektronik, kendaraan dan barang bergerak lainnya. Pinjaman (Marhun Bih) pada pembiayaan Rahn ini mulai dari Rp50 ribu sampai Rp1 miliar dengan jangka waktu pinjaman selama 4 bulan dan dapat diperpanjang hingga berkali kali,” imbuh Amoeng.
Outstanding Fund untuk produk Rahn terus mengalami peningkatan. Tercatat pada Desember 2020 mencapai Rp6,3 triliun. Menanjak 26 persen dibanding periode sama 2019 sebesar Rp5 triliun. (los)