indoposonline.id – Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo makin moncer. Jauh meninggalkan para pesaing menuju ajang pemilu 2024 mendatang. Dan, kalau pemilihan presiden (Pilpres) hari ini, Ganjar tampil sebagai pemenang.
Berdasar hasil survei NEW INDONESIA Research & Consulting Ganjar memuncaki elektabilitas calon presiden (Capres). Mengungguli Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Sandiaga Uno. ”Ganjar meroket, para pesaingnya malah anjlok seperti Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Sandiaga Uno,” tutur Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono, di Jakarta, Minggu (7/2/2021).
Berdasar survei Juni 2020, Prabowo masih memimpin dengan elektabilitas 18,9 persen, susul Ganjar 17,1 persen, Ridwan Kamil 11,0 persen, Anies 9,8 persen, dan Sandi 8,9 persen. Kemudian, Ganjar menyalip pada survei Oktober 2020, dengan elektabilitas 17,1 persen, menggeser Prabowo 16,5 persen, disusul RK 12,3 persen, Anies 8,7 persen, dan Sandi 7,4 persen.
Sementara itu, berdasar survei terakhir menunjukkan elektabilitas Ganjar mencapai 18,4 persen, Prabowo turun menjadi 15,6 persen. Anies turun menjadi 7,3 persen, Sandi menjadi 6,2 persen, dan RK naik menjadi 13,1 persen. ”Padahal, Prabowo-Sandi bergabung dalam pemerintahan,” ucap Andreas.
Selanjutnya, tokoh-tokoh lain Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa naik menjadi 4,7 persen, Menteri Sosial Tri Rismaharini meloncat ke 3,3 persen, dan Ketua Umum Demokrat AHY turun ke 2,5 persen. Selanjutnya, Plt Ketua Umum PSI Giring Ganesha naik menjadi 2,1 persen, Menteri BUMN Erick Thohir naik tipis menjadi 1,5 persen, dan Menko Polhukam Mahfud MD menjadi 1,3 persen.
Berikutnya, Ketua DPR Puan Maharani naik menjadi 1,1 persen, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto 1,0 persen, dan Kepala KSP Moeldoko 1,0 persen. Demokrat justru melejit. Hanya,tidak dibarengi lonjakan elektabilitas AHY. Sebaliknya figur Moeldoko mulai muncul kepermukaan dengan tabulasi dukungan di atas 1 persen. ”PDIP anjlok tetapi Ganjar justru melesat. Gerindra stagnan dan tokoh-tokohnya kehilangan dukungan publik,” beber Andreas. (mgo)