“Survei terhadap 500 responden di Jogja menunjukkan bahwa polusi udara ternyata termasuk dalam tiga isu terpenting bagi warga Jogja selain penanganan Covid-19 dan kriminalitas. Selain itu 62,5% masyarakat yang tinggal di kota Jogja menilai kualitas udara di lingkungannya tidak baik namun memiliki optimisme bahwa kondisi kualitas udara dapat membaik dalam beberapa tahun ke depan,” ungkap Nurul Fatchiati, Peneliti Litbang Kompas, yang berkolaborasi menyelenggarakan Survei Persepsi Publik tentang Polusi Udara bersama Jogja Lebih Bike.
Untuk membantu masyarakat mendapatkan data kualitas udara secara real-time, Jogja Lebih Bike juga bekerja sama dengan Nafas – sebuah startup dengan jaringan sensor kualitas udara terbesar di Indonesia. Lima sensor kualitas udara telah dipasang di berbagai titik polusi di Jogja yaitu di Gondolayu (Tugu), Sayidan, Umbulharjo, Jembatan Janti dan di kampus UGM.
Piotr Jakubowski, Co-founder dan Chief Growth Officer Nafas menyatakan, “Data kualitas udara yang dapat diakses secara mudah dan real-time saat ini masih terbatas, padahal data kualitas udara menjadi penting untuk dijadikan acuan bagi masyarakat dalam beraktivitas, terutama bagi kelompok sensitif, misalnya anak-anak, orang lanjut usia dan orang dengan penyakit pernapasan.