Pemerintah Indonesia memiliki target untuk akselerasi bauran energi baru terbarukan menjadi 23 persen pada 2025, dan 31 persen pada 2050. Sampai 2019, bauran energi baru dan terbarukan di Indonesia baru mencapai 9,15 persen.
Sementara itu, Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan target keberlanjutan yang dikejar pun bukan sedar kebersihan secara visual, tetapi membuat lingkungan bersih sesuai The Paris Agreement, yakni emisi karbon harus diturunkan sebesar 880 juta ton pada 2030. ”Kami mendapatkan jatah untuk turunkan karbon sebesar 340 juta ton. Nantinya, skema penurunan terbesar 75% dari energi baru terbarukan, sedangkan sisannya dari konservasi energi dengan menggunakan gas yang lebih ramah lingkungan ketimbang minyak,” ujarnya.
Selanjutnya, penurunan emisi karbon bisa dilakukan dengan membangun smart city, sebuah skema kota yang berkelanjutan. Komponennya antara lain mulai transportasi, penggunaan energi yang lebih hemat, bangunan ramah lingkungan, sampai pengelolaan sampah dan jasa lainnya.