indoposonline.id – Rektor IPB University, Arif Satria, yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Rektor Indonesia mengungkapkan pada 2020 kurang lebih 1.004 mahasiswa yang mendapatkan bantuan KIP Kuliah di IPB. Dia berharap, pada tahun 2021 bantuan KIP Kuliah terus disalurkan.
“Sehingga bisa membantu para mahasiswa melaksanakan perkuliahan,” ujarnya di acara peluncuran Merdeka Belajar Episode Kesembilan KIP Kuliah Merdeka, secara virtual, Jumat (26/3/2021
Sementara itu, Ketua Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Nasih mengungkapkan bahwa presentase kelulusan mahasiswa yang berasal dari KIP kuliah ini ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa umum.
“Bila secara umum persentase penerimaan seorang peserta untuk lulus seleksi SNMPTN hanya berkisar 18 persen, peserta pemegang KIP kuliah justru mencapai sekitar 22 persen,” tutur Nasih yang menilai bahwa peluang menjadi lebih terbuka bagi mahasiswa pemegang KIP kuliah.
Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Samsul Rizal juga mengapresiasi pemerintah yang telah melahirkan program KIP Kuliah demi membantu mewujudkan mimpi anak bangsa. Pihaknya telah mendukung program ini dengan optimal, terbukti dengan serapan kuota KIP Kuliah untuk Unsyiah mencapai 100 persen. Selain itu, pembayaran biaya hidup untuk mahasiswa dilakukan tepat waktu sesuai jadwal. “Para penerima KIP Kuliah mampu menyelesaikan masa kuliahnya dalam waktu 8 hingga 9 semester dengan rata-rata IPK 3,2,” tuturnya.
Selanjutnya, Rektor Universitas Tanjung Pura, Garuda Wiko menyampaikan rasa syukurnya karena program KIP Kuliah juga dapat mencapai target yang dicanangkan.
“Kami membuka kesempatan sebesar-besarnya pada pelamar untuk bergabung di prodi yang mereka minati, termasuk afirmasi kepada penyandang disabilitas, calon mahasiswa dengan kondisi khusus, dan calon mahasiswa yang rentan karena faktor ekonomi,” terangnya.
Direktur Politeknik Negeri Kupang, Nonce Farida Tuaty, memberikan testimoni bahwa KIP Kuliah sangat membantu masyarakat miskin. Banyak manfaat yang dirasakan mahasiswa baik yang sudah masih menjalani perkuliahan maupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya. “Terima kasih kepada pemerintah karena program ini sangat baik,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI), Budi Djatmiko mengatakan bahwa perguran tinggi swasta siap bersinergi dengan pemerintah khususnya Kemendikbud agar program KIP Kuliah dapat berlangsung secara konsisten dan tepat sasaran.
“Kami mengimbau kepada semua PTS dan yayasan pembina agar tidak membeda-bedakan mahasiswa program KIP dan non-KIP sehingga mereka mendapat hak yang sama dalam kegiatan belajar di kampus masing-masing,” ujarnya. (dri)