Menurut angka di Bulog posisi stok beras saat ini memang tinggal 900.000 ton. Angka itu bisa saja dianggap tidak aman. Khususnya oleh pemerintah. Lengah sedikit bisa terjadi gonjang-ganjing: harga beras tiba-tiba naik dan inflasi terganggu.
Angka inflasi memang telah menjadi kebanggaan baru pemerintah. Di tengah kesulitan pandemi yang panjang ini inflasi tetap terjaga bisa tetap rendah. Prestasi itu sangat jadi andalan prestasi ekonomi pemerintah.
Tidak perlu gelisah dengan kenaikan harga cabai –setinggi apa pun. Harga cabai sudah dikeluarkan dari salah satu parameter penentu inflasi.
Beda dengan harga beras. Harga beras masuk penentu inflasi. Pemerintah akan menjaganya melebihi apa pun.
Dari sini kelihatannya pemerintah tidak mau kecolongan. Stok beras di Bulog sudah biasa dianggap aman kalau di level 1,7 juta ton. Maka stok 900.000 ton sekarang ini dianggap berbahaya.
Memang kebijakan impor beras itu seperti menyengat hidung. Tidak ada berita kemarau panjang. Tidak ada pula berita banjir yang sampai menghancurkan lahan pertanian secara luas. Pun tidak ada berita hama wereng di mana-mana. Ditambah, musim hujan kita begitu basah tiga tahun terakhir.