“Karena jumlah UMKM itu ada 64 juta. Jadi kalau ini dibina. Maka kita akan takut lagi dengan adanya goncangan ekonomi. Artinya pondasi kita sangat kuat,” jelas Eddy.
Pemberdayaan UMKM terbukti menjadi penggerak roda perekonomian nasional dan fundamental ekonomi nasional. Selain itu, dapat menjadi pahlawan devisa karena melakukan eskpor sendiri.
“Sehingga UMKM kita akan kuat dan menjadi pilar ekonomi bangsa ini. pabila mereka bisa melakukan bersama-sama dalam produk ini. Jadi mereka akan menghasilkan devisa,” tandasnya.
Ketua Umum KIKT Benny Kurniajaya mengungkapkan bahwa saat ini Tiongkok merupakan negara terbesar ketiga yang melakukan investasi ke Indonesia.
“Jadi kita akan mengusulkan pembentukan join working group for trade guna memfasilitasi hambatan perdagangan dan dibukanya kembali produk-produk UMKM ke pasar Tiongkok,” jelas Benny.
KIKT akan menggalang kerja sama dengan Kadin daerah di 34 provinsi untuk pendataan dan penggalangan produk-produk unggulan UMKM tujuan ekspor ke Tiongkok. BPS mencatat neraca perdagangan pada 2020 mengalami surplus USD 21,7 miliar. (rob)