Selama pemerintahan otoriter Saddam Hussein, Sistani menjadi tahanan rumah. Masjidnya ditutup. Setelah Amerika menyerbu Iraq Sistani masuk tokoh pro-demokrasi. Bahkan ia menyerukan agar wanita ikut memilih.
Bagi para suami yang melarang istri pergi ke TPS Sistani berkata: para wanita Syiah harus mengikuti jejak Zainab –putri Sayyidina Ali. Zainab memang ikut rombongan Hussein ke Najaf –yang kemudian menjadi saksi pembantaian di Karbala, ketika perjalanan 1.000 Km rombongan itu tinggal 70 Km saja dari Najaf.
Umat Kristen adalah kelompok yang paling menderita di Iraq. Mereka berada di tengah konflik antara Islam Syiah (65 persen) dan Islam Wahabi (30 persen).
Apalagi ketika ISIS menguasai Iraq dan Syria. Sistani sangat anti ISIS –mengeluarkan fatwa untuk memerangi ISIS.
Sistani sendiri –dalam beberapa wawancara di masa itu– mengatakan, pembunuhan terhadap umat Kristen bukan dilakukan oleh umat Islam Iraq melainkan oleh pengikut aliran Wahabi yang datang dari luar.
Dengan kalimatnya itu, Sistani seperti ingin mengesankan bahwa di Iraq tidak ada masalah antara Syiah dan Sunni. Yang membuat masalah adalah masuknya Wahabi ke Iraq.