indoposonline.id – Sudah satu tahun pandemi Covid-19 melanda dunia dan menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan. Seperti putus sekolah, penurunan capaian belajar, kekerasan pada anak, dan risiko eksternal lainnya.
Sejak Juli 2020, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan. Hal itu sebagai bagian dari upaya menekan dampak negatif yang berkepanjangan akibat tidak terjadinya pembelajaran tatap muka.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mendukung diterbitkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Pihaknya mendukung penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Hal tersebut disampaikan Hetifah, saat mendampingi kunjungan kerja Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, Selasa (6/4/2021), untuk menyaksikan pelaksanaan vaksinasi yang ditujukan bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) se-kota Balikpapan di Dome Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Lebih lanjut Hetifah mengatakan, pihaknya mengapresiasi terhadap prioritisasi PTK untuk mendapatkan vaksinasi.
“Kami mengapresiasi terutama terkait pengadaan vaksinasi. Kami lihat proses distribusinya cukup bagus. Intinya guru harus cepat menjadi prioritas agar PTM terbatas bisa segera dimulai,” ujarnya
Seperti diketahui, The World Bank melansir, penutupan sekolah di seluruh dunia diperkirakan dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan seumur hidup dari generasi yang saat ini berada di usia sekolah sebesar paling tidak USD10 triliun.
World Health Organization juga menyatakan bahwa penutupan sekolah memiliki dampak negatif bagi perkembangan kesehatan, pendidikan, pendapatan keluarga, dan perekonomian secara keseluruhan.
Untuk diketahui, Indonesia adalah satu dari empat negara di kawasan timur Asia dan Pasifik yang belum melakukan pembelajaran tatap muka secara penuh.
Sementara 23 negara lainnya sudah. UNICEF menyebut bahwa anak-anak yang tidak dapat mengakses sekolah secara langsung semakin tertinggal dan dampak terbesar dirasakan oleh anak-anak yang paling termarjinalisasi.
Sementara itu, salah satu tenaga pendidik yang melakukan vaksinasi di Dome Kota Balikpapan yaitu Azam Izzati perwakilan guru dari PAUD Mutiara Azam, mengatakan bahwa satuan pendidikannya telah melakukan persiapan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Seperti pengadaan sarana dan prasarana kebersihan untuk mencegah penyebaran Covid-19 serta penerapan aturan protokol kesehatan lainnya.
“Terutama bagi guru TK, sangat sulit untuk mengajar secara daring karena anak-anak butuh pendampingan dan didikan yang menyentuh aspek psikologis mereka,” ucap Azam yang mengaku minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di PAUD cenderung menurun akibat pandemi.
Erlin Oktyawardani, salah satu pengajar di KB dan TK Kartika 58, mendukung pelaksanaan PTM terutama untuk anak usia dini. Karena kata dia, kebutuhan anak-anak PAUD sangat perlu bimbingan dan pendampingan langsung.
Pembelajaran daring kurang efektif untuk membangun karakter anak-anak usia dini,” ujarnya. (dri)