indoposonline.id – Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengatakan, impor Bahan Bakar Minyak (BBM) penyumbang terbesar terhadap defisit neraca perdagangan. Artinya kata dia, pihaknya sangat konsen, jangan sampai gara-gara kebakaran tangki Balongan pada Senin (29/3/2021) dini hari lalu, impor BBM jadi melonjak.
“Meskipun ada kebakaran tangki Balongan, jangan dihubungkan untuk impor,” ujar Marwan saat diskusi virtual, ‘Terbakarnya Tanki Balongan, Pasokan BBM Aman’, yang diselenggarakan Ruang Energi, Kamis (1/4/2021).
Menurutnya, Pertamina dan pemerintah perlu klarifikasi. Dengan menurunnya konsumsi BBM-karena ada Pandemi Covid-19- kita tidak perlu impor.
“Jangan sampai kita punya kilang, tapi kita masih impor. Dalam kondisi Pandemi, harusnya tidak ada alasan untuk impor,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, yang paling penting bagi masyarakat adalah Pertamina bisa memastikan pasokan BBM secara nasional aman.
“Ketahanan pasokan BBM dan sustainablenya harus jadi jaminan. Dan Pertamina bisa meyakinkan masyarakat,” ujarnya.