Dia menambahkan, penerbangan itu akan mencakup perjalanan ke Bulan, lalu ke Venus, dan ke Jupiter. Total durasi misi berjalan lebih dari empat tahun.
Kapal tunda bertenaga nuklir, juga dikenal sebagai Transport and Energy Module (TEM), telah dikembangkan sejak 2010 di Rusia. Pada Januari 2020, Roscosmos mengumumkan rencananya meluncurkan kapal tunda bertenaga nuklir pertama untuk pengujian pada tahun 2030.
Badan antariksa tersebut memperkirakan bahwa proyek tersebut akan menelan biaya USD57 juta. Sejumlah negara memperhatikan teknologi serupa untuk membantu mereka menyelesaikan penerbangan jarak jauh melalui kosmos.
Pesawat ruang angkasa saat ini mengandalkan gravitasi atau tenaga surya untuk melakukan perjalanan yang lebih jauh. Perjalanan berawak ke Mars dan kembali menggunakan teknologi ini akan memakan waktu selama tiga tahun.
“Mesin bertenaga nuklir dapat memangkas satu tahun dari waktu perjalanan ini,” menurut NASA.
Badan antariksa AS itu berharap untuk menempatkan pembangkit listrik tenaga nuklir kecil yang terpasang pada pendarat di Bulan pada awal 2027. Ini bagian dari eksperimen untuk menguji teknologi yang masih muda. Sejauh ini, NASA baru mengirim satu pembangkit nuklir ke luar angkasa melalui satelit pada tahun 1965.