indoposonline.id – Tidak ada mudik tahun ini. Pemerintah resmi meminta masyarakat untuk berlebaran virtual. Pun terkait oleh-olehnya. Sayangnya pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang berbelanja oleh-oleh Lebaran online menuai kritik pedas dan memantik kehebohan di dunia maya. Dalam pidato tersebut Jokowi mengajak membeli kuliner Bipang Ambawang khas Pontianak Kalimantan Barat. Faktanya Bipang identik dengan babi panggang (Bipang) yang sudah pasti haram buat umat Islam.
Dilihat indoposonline.id pada Sabtu (8/5) pagi, kata kunci “Bipang” di twitter menempati trending topic nasional nomor satu. Hingga pukul 11.45 WIB, sedikitnya ada 11.000 kicauan yang memuat kata ‘bipang’ yang disebut Presiden.
Adalah akun Twitter @BossTemlen yang pertama kali mengupload video tersebut pada Jumat (7/5) dan telah di-retweet ribuan kali. Narasi pada caption video tersebut mempertanyakan mengapa Jokowi mempromosikan bipang Ambawang pada saat Lebaran.
Video pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mempromosikan bipang Ambawang khas Ambawang, Kalimantan Barat sebagai oleh-oleh yang pas untuk Berlebaran tentu menjadi viral. Video tersebut disorot karena bipang dinarasikan sebagai babi panggang yang termasuk makanan haram bagi umat Islam.
Dalam khazanah kuliner Indonesia bipang bisa berupa kue beras. Namun kue beras khas Kalbar ini lebih dikenal dengan nama Jipang. Sementara makna Bipang yang lain dan cukup terkenal adalah babi panggang. Kendati demikian hingga kini tidak ada klarifikasi dari presiden Jokowi.
“Karena masih dalam suasana pandemi pemerintah melarang mudik dan untuk bapak ibu yang rindu masakan atau kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh bisa memesannya secara online,” kata Jokowi dalam satu video yang dibagikan di media sosial.
“Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, empek empek Palembang, bipang Ambawang Kalimantan dan lain-lain tinggal pesan dan makanan kesukaan kesukaan akan sampai di rumah,” ucap Jokowi nenambahkan.
Anggota DPR RI dari PKS MArdani Ali Sera pun turut merespon melalui akun twitter nya. Ia pun mencuitkan beberapa singkatan kuliner nusantara.
“Singkatan kuliner nusantara: 1. Cilok: Aci dicolok, 2. Colenak: Dicocol enak, 3. Batagor: Baso Tahu Goreng, 4. Gehu: Toge Tahu, 5. Cireng: Aci digoreng, “6. Combro: Oncom dijero, 7. Lemper: Lembutnya bikin baper, 8. Bipang: baBi Panggang (haram), 9. Mendoan: Mendoakanmu dalam diam,” sambung Mardani Ali Sera dalam cuitannya” tulis Politisi PKS Mardani Ali Sera di akun Twitter-nya @MardaniAliSera.
Tak hanya politisi dan tokoh masyarakat, warganet pun bereaksi lebih keras. Banyak kicauan di laman twitter yang mempertanyakan ajakan tersebut. “Assalamu’alaikum Pak @jokowi, mhn diklarifikasi ttg oleh2 lebaran Bipang Ambawang karena itu adlh babi panggang yg jelas haram bagi muslim, apa lagi ini Idul Fitri hari raya ummat Islam, tdk elok rasanya. Apakah ini disengaja, atau karena bapak tidak tau? Tks atas jawabannya,” cuit Hilmi Firdausi di akunnya @Hilmi28, yang dikenal sebagai ustadz cinta anak salah satu pentolan NU.
“Puluhan tahun hidup di Indonesia dan lewati suasana mudik lebaran ciri khas umat muslim jelang Idul Fitri, baru tahun ini, seorang Presiden promosikan Bipang Ambawang,” kata warganet pengguna akun @ZAEffendy.
Ada pula yang menganggap Jokowi tak paham persoalan karena sekadar membaca teks tanpa memahami persoalan. Ini hal yang dianggap lucu sekaligus ironi.
“Bipang kan babi panggang. Baca teks tapi ga memahami, gimana kebijakan negara?” tulis akun @dappiduk.
Secara umum, bipang Ambawang merupakan kuliner khas Kalimantan Barat yang diolah dengan memanggang daging babi muda hingga empuk beserta bumbu tradisional di dalamnya.
Akun @tyanrhama juga menyindir soal ini. “The President of Indonesia endorsed a dish made of roasted pig for Eid al Fitr,” katanya. (tim)