oleh : Dahlan Iskan
Asumsi besar saya adalah:
1. Minyak mentah tidak penting lagi. Gas bumi memang masih penting tapi tidak sepenting dulu lagi. (Ditjen Migas mungkin sudah waktunya dihapus –atau hanya jadi direktorat. Satu-satunya yang masih membuat Ditjen itu dipertahankan adalah: masih banyak Ditjen lain yang mestinya lebih dulu tidak ada).
2. Kita tidak bisa bersandar ke gas bumi. Sumur gas lama sudah waktunya menipis dan habis. Juga sudah terikat kontrak lama. Sumur yang baru yang besar tidak bisa diharap. Proyek Masela yang sudah hampir mulai diubah di awal periode pertama Presiden Jokowi –dan sampai sekarang belum terlihat akan dimulai. Sumur Natuna kian jauh dari mata. Letaknya di laut dalam. Kandungan sulfurnya terlalu tinggi.
3. Batubara akan kian dikecam di seluruh dunia. Kebutuhan batubara tetap tinggi tapi tidak akan naik lagi. Batubara akan terus dipersoalkan sebagai energi kotor.
4. Pabrik boiler dan turbin akan banyak ditutup. Terutama untuk ukuran 300 MW ke bawah. (Yang ukuran 600 MW dan 1.000 MW mungkin ada yang bertahan. Khususnya untuk pembangkit tenaga nuklir. Yang ukurannya selalu besar. Indonesia perlu mengamankan kebutuhan boiler dan turbin kecil. Terutama untuk pengganti yang ada dan perawatannya).