“Kami melihat potensi efek samping ini karena kami mencarinya, dan itu adalah contoh sempurna tentang bagaimana sistem keamanan kami seharusnya bekerja,” kata Alexandra Yonts, dokter penyakit menular pediatrik di Children’s National Hospital di Washington, DC.
Para ahli mengklaim, risiko efek samping yang serius dari vaksinasi tetap jauh lebih kecil daripada manfaatnya. Vaksin sangat efektif untuk mencegah penyakit parah, rawat inap dan kematian, bahkan terhadap varian baru. Vaksin juga dapat membantu memblokir infeksi dan penularan virus Corona.
Pada 28 Mei, catat Universitas Johns Hopkins, sudah lebih dari 1,8 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan kepada warga dunia.
Namun tidak ada vaksin yang sepenuhnya bebas risiko, kata Yvonne Maldonado, ahli epidemiologi penyakit menular di Stanford University School of Medicine. “Tetapi efek samping yang diketahui disebabkan oleh vaksin biasanya berumur pendek dan hilang dengan sendirinya atau dapat diobati atau reversibel,” katanya.
Dari setiap juta dosis vaksin mRNA yang diberikan, secara keseluruhan sekitar 2,5 hingga 11,1 reaksi alergi parah terhadap bahan yang disebut polietilen glikol akan terjadi. Itu sebabnya orang biasanya dipantau setidaknya selama 15 menit setelah suntikan.