indoposonline.id – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbudristek) menggandeng platform e-commerce Bhinneka.com menggelar sekaligus menjaring talenta berbakat untuk berbagi ilmu dalam membangun bisnis di era digital. Kegiatan berupa magang di Kampus Merdeka ini terbuka luas bagi mahasiswa perguruan tinggi di Indonesia untuk bergabung di Akademi Bhinneka.
VP Human Capital Bhinneka.Com, Fihri Andika, mengatakan program Kampus Merdeka ini merupakan bentuk konsolidasi dari semua pemangku kepentingan guna mempertahankan dan meningkatkan ekonomi digital Indonesia. “Para mahasiswa bisa belajar langsung, terapresiasi, serta diharapkan bisa memiliki kepiawaian yang dibutuhkan oleh industri digital. Sebuah kebanggaan bagi kami, karena terpilih menjadi salah satu mitra Kemdikbudristek RI,” ujar Fihri Andika dalam siaran persnya di Jakarta Jumat (9/7).
Program ini digagas langsung oleh Kemdikbudristek RI sejak akhir Maret lalu. Dalam rapat terbatas yang dipimpin oleh Mendikbud RI, Nadiem Makarim, para pelaku industri e-commerce diberikan kesempatan untuk menjadi perusahaan pengasuh program magang. Bhinneka.Com sendiri digandeng untuk bisa menghadirkan empat sub program magang Kampus Merdeka. Keempat sub program tersebut adalah: Affiliate Apps, Campus Marketplace, Channel Management Apps dan Performance Management System.
Fihri Andika menambahkan ia mencari lebih dari 50 mahasiswa magang untuk terlibat pada empat sub program di atas. Para mahasiswa yang berminat untuk berpartisipasi dalam Kampus Merdeka di Bhinneka.Com dapat mendaftarkan diri di platform milik Kemdikbudristek RI. Seleksi awal akan dilakukan untuk menyesuaikan kuota dan kriteria, lalu para mahasiswa yang lolos akan memulai proses magangnya dalam waktu 6-12 bulan.
Hingga saat ini, tercatat sudah ribuan mahasiswa yang mendaftar untuk magang di Akademi Bhinneka melalui laman kampusmerdeka.kemdikbud.go.id, pendaftaran akan ditutup pada 18 Juli 2021.
Adapun dengan ikut serta dalam program Kampus Merdeka di Bhinneka.Com, wawasan dan referensi yang diperoleh para mahasiswa akan unik, serta berbeda dengan lainnya. Sebab Bhinneka.Com sebagai business super ecosystem adalah pelaku e-commerce pemimpin segmen B2B (business to business) termasuk B2G (kerja sama dengan pemerintah). Para mahasiswa peserta akan diperkenalkan dengan karakteristik bisnis yang khusus bagi interaksi antarkorporasi, bahkan yang disasarkan ke lembaga pemerintah sebagai konsumennya.
“Salah satu nilai lebih dari program magang di Akademi Bhinneka ini adalah ‘tiket emas’ untuk direkrut sebagai Bhinnekaners setelah mereka meraih gelar sarjana. Hal ini melengkapi pengalaman nyata berada dalam industri digital ekonomi yang dinamis, terlibat dalam berbagai proyek penting, dibimbing para mentor terbaik dari internal Bhinneka.Com. Sehingga para mahasiswa bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang industri ekonomi digital,” kata Fihri.
Kampus Merdeka sendiri merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh Kemristekdikti yang memberikan kesempaatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan. Sebagai mitra Kampus Merdeka, Bhinneka.Com menjembatani perguruan tinggi sebagai pusat intelektual dan kultural dengan kebutuhan industri, sehingga akan meningkatkan kualitas lulusan perguruan tinggi yang lebih baik dan terserap oleh industri.
Sebagai tambahaninformasi, program ini senada dengan pernyataan Presiden RI Jokowi beberapa waktu lalu, bahwa ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia memiliki pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara. Di mana, pada era industri 4.0 penguatan SDM adalah kebutuhan. Dengan bonus demografi yang dimiliki negara ini, pada tahun 2030 diharapkan jumlah usia produktif di Indonesia bertumbuh dua kali lipat.
Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi digital Tanah Air yang mencapai USD133 miliar atau Rp1.826 triliun pada tahun 2025 (dibandingkan data akhir tahun 2019 yang mencapai USD40 miliar atau mencapai Rp566,28 triliun dalam laporan dari Temasek, Google, dan Bain & Company) diprediksi Indonesia memerlukan 18 juta tenaga ahli pada 203 – sesuai hasil riset Global Talent Crunch.
Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2020, tercatat 651 ribu lulusan perguruan tinggi yang mengikuti pelatihan bersertifikat berbagai bidang. Pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi. Sayangnya, pelatihan di sektor ekonomi digital dinilai masih minim.
Pada tahun 2025 mendatang, industri 4.0 Indonesia diperkirakan akan berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) Indonesia dengan jumlah mencapai USD133 miliar. Dengan didukung oleh 185 juta penduduk yang telah terhubung layanan internet (terbesar keempat dunia), kemajuan industri tersebut akan mengantarkan Indonesia menuju sepuluh besar kekuatan ekonomi global pada2030 mendatang. (tim/msb)