indoposonline.id – Miris, tawuran di kawasan Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan, pecah di tengah suasana Hari Raya Idul Adha dan Pandemi Covid-19. Sehingga aksi tawuran itu sangat disayangkan banyak orang, karena ada korban warga yang dibacok dan ada pembakaran warung.
“Ya miris saja, lagi Pandemi Covid-19, orang pada susah, pada jaga kesehatan, apalagi kan suasana masih Idul Adha Bang, mending di rumah aja, kalo sudah begini kan warga juga yang merugi,” ujar salah satu warga yang tak ingin disebutkan identitasnya itu mengelus dada, Kamis (22/7/2021).
Adapun tawuran antar warga pecah di kawasan belakang Rumah Susun Pasar Rumput tersebut. Tidak ada konflik menahun yang melatarbelakangi tawuran antara kelompok pemuda Jalan Pariaman dengan pemuda di kawasan Kebon Sayur tersebut.
Namun, beberapa warga dari kedua belah pihak menyebut tawuran pecah kali pertama pada malam tahun baru 2021 lalu. Pemicunya karena petasan.
“Awalnya (terjadi tawuran) malam tahun baru, gara-gara petasan,” kata salah seorang warga Jalan Pariaman, Yogi, 48, pada wartawan, Kamis (22/7/2021).
Tercatat, tawuran antara dua kelompok itu terjadi tiga kali, pertama Senin dini hari, 19 Juli 2021. Sedangkan tawuran kedua, Selasa dini hari, 20 Juli 2021. Peristiwa ini terulang atau tawuran pecah untuk ketiga kali yaitu di Hari Raya Idul Adha, Selasa sore.
Yogi tidak mengetahui pasti kronologi tawuran pada Senin dini hari dan Selasa dini hari.
Meski begitu, dia dan sejumlah warga Jalan Pariaman lainnya mengatakan, pemuda di wilayahnya tidak pernah menyerang lebih dahulu. Hal yang sama juga mengemuka saat tawuran terulang di Hari Raya Idul Adha, Selasa sore.
“Warga di sini diserang saat sedang bakar sate,” ujar Yogi pada wartawan.
Oleh karena itu, sambung dia menambahkan, pemuda dengan warga lainnya di Jalan Pariaman terlibat tawuran hanya untuk mempertahankan diri.
Yogi mengakui, polisi telah menangkap belasan pemuda setelah tawuran. Namun, katanya, pemuda yang diciduk mayoritas berasal dari Jalan Pariaman.
Sementara, seorang warga Jalan Kebon Sayur yang tak bersedia disebutkan namanya turut mengakui kali pertama, tawuran dengan pemuda Jalan Pariaman itu pecah pada malam tahun baru 2021. Dia pun menyebut, tidak ada konflik menahun yang memicu tawuran.
Dia mengetahui bahwa tawuran itu sudah terjadi tiga kali pada awal pekan ini.
“Untuk tawuran pertama Senin dini hari saya tidak tahu penyebabnya,” ucapnya.
Sedangkan untuk tawuran kedua yakni Selasa dini hari, bentrokan pecah setelah pemilik warung di kawasan Kebon Sayur dibacok oleh pemuda dari arah Jalan Pariaman. Pembacokan ini kemudian disertai pembakaran warung.
“Jadi di sini (Kebon Sayur) diserang lebih dahulu yang ditandai pembacokan pemilik warung dan pembakaran warungnya. Sehingga warga membalas,” ujarnya.
Sementara itu, Juhana, 43, pemilik warung yang menjadi korban pembacokan mengakui tempat usahanya sempat dibakar. Beruntung, warga sigap memadamkan sehingga api tak membesar.
Dia menilai tawuran lanjutan yang terjadi Selasa sore merupakan aksi balasan dari pemuda Kebon Sayur sehingga berimbas pembacokan dan pembakaran warung miliknya. (ibl)