ipol.id – Legenda bulutangkis Indonesia, Icuk Sugiarto ternyata memiliki andil besar di balik sukses Apriyani Rahayu. Ya, juara dunia bulutangkis inilah yang pertamakali menemukan bakat besar yang dimiliki atlet peraih medali emas olimpiade Tokyo bersama Greysia Poli.
“Saya merasa bangga karena Greysia/Apriyani menjadi yang terbaik dengan merebut medali emas Olimpiade Tokyo. Ini tentunya juga menjadi kebanggaan komunitas bulutangkis kerena mereka telah berhasil menjaga tradisi medali emas olimpiade,” kata Icuk dalam wawancara Podcast Ipol, Senin (16/8/2021).
Selain itu, lanjut dia, jadi kebanggaan juga karena kali ini terasa berbeda karena salah satu atlet yakni, Apriyani Rahayu pernah menjadi binaannya.
Mengenang ke belakang, pada 5 Oktober 2011, Icuk dititipi Apri oleh seorang wartawan Waspada bernama Yuslan Kisra. Ketika itu, Yuslan yang juga ASN Kemenpora mengatakan, Apriyani yang berasal dari Konawe, Sulawesi Tenggara, ingin mengasah potensinya dari pebulutangkis amatir menjadi profesional.
“Sebenarnya kalau bukan karena bang Yuslan, tidak ada Apriyani saat ini. Makanya Alhamdulillah, karena orang yang berjasa ya Bang Yuslan,” imbuh Icuk.
Pada 7 Oktober 2011, Icuk yang merupakan manager PB Pelita Bakrie mulai melihat kemampuan Apri. Awalnya, Icuk menilai performa Apri yang bermain di sektor tunggal biasa saja. Hanya, ada kemauan yang kuat pada diri Apri untuk menjadi seorang juara.
“Awalnya saya tidak meihat Apriyani yang mainnya hebat. Tapi buat saya sebagai pembina saya melihat dari berbagai aspek semuanya. Dia punya tekat ingin maju, siap capek, siap sakit-sakit, disiplin dan punya kemauan kuat ingin menjadi juara,” kata ayah Tommy Sugiarto ini.
Kepada Apri, Icuk juga mengatakan tempat saya bukan panti asuhan atau panti sosial. “Apa yang saya berikan semata-mata karena ingin mengantarkan Apri menjadi juara. Bukan hanya numpang makan dan tidur. Jadi saya mau mengeluarkan biaya berapa pun buat dia untuk menjadi juara,” papar Icuk seraya mengaku sempat memberikan opsi enam bulan kepada Apri.
Setelah itu, penempaan dimulai. Icuk tak segan untuk memberikan beragam porsi latihan terhadap Apriyani. Fisik, teknik maupun mental acap diberikan sang legenda guna mendongkrak potensi besar dari dalam diri Apriyani.
“Ini tantangan buat saya, apalagi dia sendiri dari keluarga kurang mampu. Makanya setiap berlatih selalu saya tekankan dengan didikan yang agak keras. Dan kebetulan dia tinggal di rumah saya, jadi gampang untuk diawasi,” tambahnya.
Tujuh tahun dilalui, Apriyani dan Icuk pun berpisah. Namun, sang legenda tidak melepasnya begitu saja. Dia menitipkan Apriyani ke sebuah klub ternama agar potensi besarnya bisa terus terasah dengan baik.
“Dia bersama saya (di Pelita Bakrie) sampai 2017-an, baru saya lepas dan saya serahkan ke klub (PB Jaya Raya -red) agar kariernya tetap terjaga dan berkembang. Karena saya khawatir kalau ikut saya terus akan mati sama-sama,” katanya.
Alhasil, tempaan khusus yang diberikan Icuk berbuah manis tahun ini. Kendati demikian, dia meminta Apriyani agar tak jemawa meski telah meniti sukses menggenggam emas Olimpiade 2020.
Pesan tersebut acap dilontarkannya sejak pertama kali mendidik Apriyani. Apalagi perjalanan sang atlet di dunia perbulutangkisan masih cukup panjang mengingat usianya yang masih muda, yakni 23 tahun.
“Saya mengimbau untuk mempertahankan prestasi yang sudah diraih. Jangan berubah. Harus lebih humble (rendah hati -red) supaya prestasinya bisa terjaga terus, bisa lebih baik dari sekarang.”
“Yang penting jangan lupa diri. Karena diatas langit masih ada langit. Saya juga berpesan agar dia bisa menjadi inspirasi buat anak-anak muda yang lain, terutama dari luar pulau Jawa, bahwa tidak ada yang tidak bisa. Itulah yang selalu saya sampaikan sama dia sejak pemula,” tuturnya.
“Sukses itu milik semua orang. Hanya orang-orang yang berani mencoba yang akan berhasil. Dan hari ini dia sudah membuktikan,” pesan Icuk. (bas)