IPOL.ID – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Sigi saat ini tengah melakukan pembersihan gelondongan-gelondongan kayu yang terbawa banjir maupun material lain. Dalam perkembangan terkini penanganan banjir di Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin (30/8), pukul 11.00 WIB.
Selain itu, Dinas PU mengerahkan alat berat berupa eskavator untuk pembersihan maupun perbaikan darurat di lokasi terdampak banjir. Dinas PU Provinsi Sulteng juga telah menambah satu unit alat berat ke lokasi bencana.
Hingga kini, keadaan telah dapat dikendalikan oleh BPBD setempat dan unsur terkait lainnya. Upaya respons darurat mencakup penanganan warga terdampak, pembersihan lumpur dan berbagai material yang terbawa banjir bandang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi melaporkan warga masyarakat bergotong royong untuk membersihkan material lumpur di sekitar tempat tinggal maupun yang masuk di dalam rumah warga setempat.
Pihak-pihak yang turut membantu penanganan darurat antara lain, TNI, Polri, Tagana, serta organisasi non-pemerintah lainnya. BPBD setempat menyampaikan PMI, RAPI, Aksi Cepat Tanggap (ACT), KSB Dolo Selatan, Relawan Pecinta Alam dan KNPI Sigi.
Kebutuhan yang masih diperlukan saat penanganan daurat itu, saat ini berupa air mineral dan alat berat. Alat berat diperlukan untuk mengangkut dan membersihkan sampah kayu dan material yang terbawa banjir.
Sebelumnya, banjir di daerah itu dipicu oleh hujan intensitas tinggi terjadi pada Minggu (29/8), sekitar pukul 18.45 WIB. Hujan menyebabkan debit air Sungai Rogo meluap, sedangkan tanggul jebol yang mengakibatkan terjadinya banjir bandang di kawasan hilir. Wilayah yang terdampak yaitu dua dusun di Desa Rogo, Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi. Saat terjadi banjir, ketinggian muka air berkisar 20 hingga 50 cm.
Bencana tersebut berdampak pada rumah 80 unit rumah warga dan berdampak pada 2 unit jembatan rusak. BPBD melaporkan kejadian itu tidak mengakibatkan jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka.
Abdul Muhari, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menyampaikan, menyikapi potensi peristiwa serupa, BNPB mengimbau pemerintah daerah (pemda) untuk mewaspadai musim hujan yang memasuki bulan September hingga November 2021, salah satunya wilayah Sulawesi Tengah bagian barat dan utara.
“Wilayah tersebut akan memasuki musim hujan pada September hingga November tahun ini. Pemda dan masyarakat diharapkan untuk mengantisipasi potensi bahaya hidrometeorologi selama musim hujan. Pantauan BMKG, wilayah Sulawesi akan mengalami musim hujan lebih basah dari normal,” katanya.
Berdasarkan analisi inaRISK, Kabupaten Sigi termasuk 13 wilayah administrasi kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Tengah yang memiliki potensi bahaya banjir dengan kategori sedang hingga tinggi. Oleh karena itu, semua pihak perlu mewaspadai potensi bahaya seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang maupun kekeringan.
Hal tersebut perlu disikapi sejak dini mengingat beberapa faktor alam maupun nonalam yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti intensitas hujan tinggi, daerah aliran sungai (DAS) yang kritis, perilaku manusia, atau pembangunan yang tidak memperhatikan pengelolaan risiko. Dengan informasi cuaca dan iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), upaya kesiapsiagaan dan pencegahan dapat dilakukan dengan lebih optimal, memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh setiap daerah. (ibl)