Karena kondisi pandemi cenderung pengiriman narkotika melewati jalur laut. “Sebab kita punya bonus demografi, tingkat prefalensinya 3,4 juta pengguna narkoba di Tanah Air, menjadi potensi pasar dengan sasaran penjualan dan penyebaran narkotika di Indonesia,” ujar Ka BNN.
Melihat kondisi saat ini juga peredaran narkotika sangat sulit ditracing. Karena pandemi sehingga seorang (pelaku) harus dilakukan tes PCR, Swab Antigen, dan lain sebagainya.
Di tempat yang sama, Deputi Pemberantasan BNN, Arman Depari mengatakan, sindikat narkotika ini merupakan gabungan yang berasal dari Thailand, Malaysia dan Indonesia (lokal Aceh).
“Mereka membawa dan menjemput dengan kapal penangkap ikan (boat kecil), serah terima narkotika itu di tengah laut. Ini sumber barang narkotika dari Golden Triangle antara Thailand, Laos dan Myammar,” ungkap Arman.
Namun lanjut Arman, situasi Pandemi Covid-19, ternyata para sindikat bandar narkoba tidak berhenti bahkan jumlah yang disita dari penangkapan sangat banyak dan fantastis. Beberapa waktu yang lalu penyitaan sampai ton-tonan dan pertengahan bulan ini 304 kg.