Eco enzyme secara harfiah memiliki arti cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organik, gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10.
Pada dasarnya, eco enzyme mempercepat reaksi bio-kimia di alam untuk menghasilkan enzim yang berguna dalam pemanfaatan sampah buah atau sayuran.
Isnawa menegaskan, tidak boleh membeli eco enzyme yang sudah jadi di pasar atau toko. Pihaknya akan memonitor seluruh jajaran pada setiap bulan.
“Mengedukasi masyarakat itu bisa dengan cara apa saja. Terlebih adanya eco enzyme, produk ini bisa jadi buah tangan atau oleh-oleh. Kalau mereka penasaran kan bagus ada transfer ilmu. Makanya kita buat terobosan, syukur-syukur menjadi pioner di wilayah untuk membuat eco enzyme secara mandiri,” tutupnya. (ibl)