Untuk menghadapi kompetisi dunia yang semakin ketat, kecepatan ketepatan dan efisiensi adalah fondasi penting agar Indonesia bersaing.
Demikian pula pembangunan kemaritiman harus tetap memperhatikan karakteristik geografis bangsa, struktur masyarakat Indonesia, kondisi sosial dan budaya.
“Untuk itu produktivitas harus ditingkatkan. Produktivitas akan bisa meningkat bila kualitas SDM membaik. Diperkuat dg konektivitas yang semakin merata, pembangunan infrastruktur yang dipercepat, termasuk infrastruktur digital, energi dan pangan untuk mendorong industrialisasi serta dukungan ekosistem hukum dan birokrasi yang kondusif bagi dunia usaha,” ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) terus mengawal penyusunan Haluan Maritim Nasional (HMN) 2045 yang berisi konsep pembangunan kemaritiman dan investasi, dalam rangka persiapan RPJP tahun 2024-2045.
Indonesia memiliki visi Maritim 2045 untuk menjadi pusat peradaban maritim dunia. Ekonomi maritim diharapkan sumbangan ekonomi maritim terhadap PDB dapat meningkat, dari sebesar 6,4 persen pada 2015 menjadi 12,5 persen pada 2045. Guna mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim, diperlukan tiga langkah transformasi, yaitu transformasi cara pandang/paradigma, transformasi ekonomi, dan transformasi kelembagaan/tata kelola. (ant/rob)