IPOL.ID – Pemerintah Indonesia terus menggenjot cakupan vaksinasi di daerah, terutama di daerah yang tingkat vaksinasi dosis pertama masih berada di bawah 50 persen. Hal ini dilakukan guna mengendalikan laju pandemi COVID-19, sehingga segera tercipta herd immunity.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, terdapat tiga hal yang menjadi upaya percepatan. Pertama, menjadikan cakupan vaksinasi sebagai indikator penentuan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di daerah.
Selanjutnya, kedua mendorong daerah untuk segera menghabiskan stok vaksin yang diterima dan mempercepat distrobusi vaksin ke daerah.
“Pemerintah masih akan terus mendatangkan dan segera melakukan distribusi vaksin di seluruh Indonesia, sehingga target 70 persen masyarakat sudah divaksinasi pada akhir 2021 dapat tercapai,” kata Wiku seperti dikutip Antara, Senin (27/9).
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mencatat pada Senin (27/9), jam 12 siang, sebanyak 30 provinsi cakupan dosis pertama vaksinasinya masih di bawah 50 persen dari total populasi di provinsi tersebut. Sedangkan, provinsi yang cakupan dosis pertama vaksinasi sudah berada di atas 50 persen populasi, antara lain DI Yogyakarta, Kepulauan Riau, Bali, dan DKI Jakarta.
DKI Jakarta mencatatkan kasus sembuh tertinggi.
Melihat data kumulatif perkembangan per Provinsi di Indonesia, DKI Jakarta mencatatkan total kasus sembuh tertinggi se-Indonesia dengan angka 841.941 kasus sembuh. Posisi ini diikuti Jawa Barat dengan 684.355 kasus, Jawa Tengah 447.729 kasus, Jawa Timur sebanyak 363.469 kasus, dan Kalimantan Timur yang mencapai 149.877 kasus sembuh.
Sebaliknya, pada data kasus meninggal, Jawa Tengah berada di posisi teratas dengan total 29.834 kasus. Posisi selanjutnya adalah Jawa Timur dengan 29.379 kasus, Jawa Barat dengan 14.602 kasus, DKI Jakarta 13.527 kasus, serta Kalimantan Timur dengan 5.370 kasus meninggal.
Melalui data ini, Jawa Barat juga tercatat sebagai daerah dengan kasus aktif terbanyak, yakni 3.795 kasus. Posisi selanjutnya yakni Jawa Tengah, Kalimantan Utara, Sumatera Utara, dan Jawa Timur, masing dengan 3.260 kasus, 3.071 kasus, 2.085 kasus, dan 2.024 kasus. []