Ferry menjelaskan berdasarkan laporan di rapat tadi, mayoritas negara ASEAN sudah mengalami penurunan kasus Covid-19. Hanya Filipina yang angkanya terbilang tinggi, tetapi NOC di Asia Tenggara berkomitmen dengan multi event yang sudah diagendakan.
Setidaknya ada empat multi event Internasional yang diikuti Indonesia pada kalender 2022, yaitu Asian Indoor & Martial Arts Games (AIMAG) di Bangkok-Chonburi, Thailand pada Maret, Islamic Solidarity Games (ISG) Turki (Agustus), Asian Games Hangzhou (September), serta Asian Youth Games Shantou (Desember)
“Belum adanya keputusan SEA Games Hanoi ini juga berdampak pada Kamboja yang menjadi tuan rumah 2023. NOC Kamboja mengatakan jika sampai akhir tahun tidak ada putusan, mereka juga kesulitan untuk menjadwalkan CdM Seminar hingga penyusunan technical handbook. Padahal Kamboja sudah serius membangun venue dan menyiapkan atlet,” ujar Ferry.
Lantas bagaimana sikap Indonesia? Ferry menjelaskan Indonesia juga mengalami kesulitan. Terutama terkait anggaran. Sebab, usulan anggaran harus diajukan Kementerian Pemuda dan Olahraga pada November, yang perlu menyertakan data pendukung seperti waktu pelaksanaan dan cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan.