Pemeringkatan Stanford University tersebut dilakukan untuk seluruh bidang keilmuan, eksakta dan sosial. Untuk tahun 2021, secara keseluruhan hanya ada 58 dosen/peneliti (termasuk peneliti asing) yang berafiliasi institusi yang berkantor di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut. Untuk bidang kehutanan, hanya ada 1 peneliti asing yakni Dr Peter Homgren yang berafiliasi di Center for International Forestry Research (CIFOR).
“Saya merasa senang bisa masuk dalam daftar prestisius tersebut, dan hasil penelitian yang kami lakukan banyak dijadikan rujukan oleh peneliti lain di seluruh dunia,” jelas Prof Maryudi.
Jembatan riset dan kebijakan kehutanan
Meski demikian, Prof Maryudi mengatakan, masih terdapat keprihatinan akan kondisi hutan Indonesia yang belum terlalu menggembirakan, terlepas berbagai upaya keras dari berbagai pihak.
Ke depannya, Prof Maryudi juga berharap agar kebijakan pengelolaan hutan di Indonesia lebih banyak berbasis hasil penelitian (evidence-based). Disebutkan bahwa “good science” bisa menjadi basis good policy. Namun sering ada gap antara ranah penelitian dan kebijakan”.