IPOL.ID – Heboh Pandora Papers dibocorkan ke publik. Dalam laporannya menyebut sejumlah nama para pesohor dunia seperti kepala negara dan para pejabat pemerintah aktif serta orang-orang terkenal dari berbagai belahan dunia.
Sejumlah nama pejabat pemerintah dan pengusaha asal Indonesia juga disebut dalam laporan, antara lain ada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Ketua Harian DPP Gerakan Indonesia Anti Korupsi (GIAK) Jerry Massie meminta Kememterian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pajak dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melakukan pembuktian terhadap para pejabat RI yang namanya disebut Pandora Papers.
“Jika ada menteri di kabinet Jokowi yang namanya disebut kalau benar itu perlu dilacak oleh Kememterian Keuangan melalui Ditjen Pajak dan PPATK Ini untuk evendensia atau pembuktian di lapangan apa ini laporan mengada‐àda atau ada data,” papar Jerry dalam keterangannya, Jumat (8/10).
Jerry menilai, datà Pandora Papers cukup akurat lantaran lembaga duñia yang ķredibel melaporkan pajak pejabat dan permainan para politisi dunia. Dari data itu juga diketahui bahwa ďi Indonesia ada sejumlah nama yang di sebut-sebut terkait Pàndora Papers.
Jerry mengakui, masyarakat Indonesia memang tidak mengetahui ada pejabat publik Indonesia yang memilki saham dan aset di luar negeri. Oleh karena itu KPK harus mengusut hal tersebut. Karena bisa jadi hal tersebut sudah mengarah ke money laundry.
“Jadi perlu juga kerja sama antar lembaga dunia terkait pelaporan pajaķ dan keuangan. Jangan jabatan di jadikan alat untuk memperkaya diri dan juga hanya mencari keuntungan pribadi,” paparnya.
Penjesan Luhut
Terkait namanya masuk dalam Pandora Papers, Menteri Luhut Binsar melalui Juru bicaranya Jodi Mahardi membenarkan beberapa pernyataan dan fakta yang beredar.
Diketahui Menteri Luhut pernah terlibat dalam perusahaan Petrocapital yang berasal dari Negara Panama dan memiliki modal disetor senilai USD 5 juta, yang salah satu bidang usahanya adalah minyak dan gas bumi.
“Bapak Luhut B Pandjaitan menjadi Direktur Utama/Ketua Perusahaan pada Petrocapital S.A pada tahun 2007 hingga pada tahun 2010,” kata Jodi dikutip dari MNC Portal Indonesia, Selasa (5/10).
Menurut Jodi, perusahaan ini rencananya akan digunakan untuk pengembangan bisnis di luar negeri, terutama di wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
“Namun, dalam perjalanannya, terdapat berbagai macam kendala terkait dengan lokasi geografis, budaya, dan kepastian investasi, sehingga Bapak Luhut B Pandjaitan memutuskan untuk mengundurkan diri dari Petrocapital dan fokus pada bisnis beliau yang ada di Indonesia,” ujarnya dilansir TEMPO.CO.
Airlangga bantah
Sementara itu Airlangga Hartarto mengklaim tidak mengetahui pendirian Buckley Development dan Smart Property. Ia pun membantah jika dikatakan berniat mencairkan polis asuransi melalui dua korporasi tersebut. “Tidak ada transaksi itu,” kata Airlangga dalam wawancara khusus dengan Tempo, 31 Agustus 2021 lalu. (rob)