IPOL.ID – Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof Edie Toet Hendratno menanggapi pidato Presiden, Joko Widodo (Jokowi), dalam Pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia. Dalam pidato tersebut Jokowi mengarahkan agar institusi pendidikan harus mulai mengubah arah pembelajaran untuk dapat memenuhi kebutuhan Industri 4.0.
“Namun kita sendiri memiliki cita-cita untuk bisa menjadi entrepreneurial university (universitas wirausaha),” kata Edie pada wartawan di hari ulang tahun (HUT) UP ke-55, di Kampus UP, Jakarta, Kamis (28/10).
Hadir dalam acara tersebut, mantan Menteri Perumahan Rakyat, Siswono Yudo Husodo yang menjabat sebagai Ketua Pembina Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila.
Menurut Edie, baik Industri 4.0 maupun kewirausahaan sama bagusnya. Sebetulnya, keduanya bisa dicapai dengan cara yang sama. Salah satunya dengan meningkatkan kegiatan penelitian baik yang bersifat multidisiplin maupun interdisiplin.
“Dosen dan mahasiswa diharapkan dapat secara bersinergi melakukan inovasi dengan landasan pemecahan masalah yang ada di lingkungan sekitar melalui penelitiannya, sehingga hasilnya dapat menjadi produk atau jasa berdaya saing yang dapat ditawarkan ke masyarakat, baik secara profesional maupun sosial,” ungkap Edie.
Menurut Edie, dalam rangka menuju entrepreneurial university, LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) mulai memikirkan bentuk penelitiannya. Penelitian tersebut pada akhirnya bisa menghasilkan produk/jasa inovasi berdaya saing sekaligus berdaya jual bagi masyarakat luas.
“Hal ini akan sangat menguntungkan bagi semua pihak, yaitu ada produk/jasa hasil peneliti Universitas Pancasila,” ungkapnya.
Nantinya, ada pemasukan yang bisa kembali digunakan untuk biaya mandiri penelitian berikutnya. Sekaligus untuk insentif/kesejahteraan peneliti.
“Produk/jasa tersebut juga akan lebih bisa diterima masyarakat karena ada nama Universitas Pancasila di belakangnya,” tutur Edie.
Edie mengutarakan, UP memiliki Rencana Induk Penelitian 2020-2024 yang fokus penelitian meningkatkan daya saing IKM dan kesejahteraan masyarakat. Dalam mencapai “Research University”, UP membangun budaya penelitian dikalangan dosen dan mahasiswa melalui pusat kajian untuk penelitian multidisiplin.
Untuk tingkat fakultas dan kelompok keilmuan, untuk penelitian interdisiplin, untuk tingkat program studi. Selain itu, dalam HUT ke-55 UP tersebut, Edie membeberkan berbagai capaian dan prestasi telah diraih oleh dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan yang membawa nama baik pihaknya. Prestasi tersebut baik di tingkat nasional, regional, dan internasional.
”Oleh karena itu, kita patut bersyukur atas limpahan karunia ini dengan ucapan terima kasih bagi seluruh sivitas akademika Universitas Pancasila yang berkontribusi dalam mencapai prestasi sebagaimana sekarang ini,” tukasnya.
Edie mengatakan, pihaknya mendapatkan hibah dari Kemendikbudristek setelah melalui kompetisi dari ribuan perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri. UP mendapat hibah senilai Rp12.725.468.800 untuk tingkat nasional dan Rp24,5 miliar tingkat internasional.
”Hibah ini berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh Universitas Pancasila dalam rangka implementasi MBKM dan peningkatan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) dan harus dilaporkan paling lambat Desember 2021. Tugas ini harus diselesaikan, apabila tidak maka tidak akan dapat lagi Hibah MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka),” katanya lagi.
Bila dicermati, kata Edie, Program MBKM adalah salah satu cara strategis Dikti untuk memasuki persaingan Industri 4.0. Sebab program ini lebih berorientasi pada pengembangan kompetensi daripada sekedar penambahan pengetahuan. ”Oleh karena itu, apapun hal yang dapat mengembangkan program MBKM akan sangat didukung implementasinya,” tutupnya. (ibl/msb)