Menurut Sangkaeng, kinerja positif tersebut tak lepas dari efisiensi yang dilakukan GGRP. Strategi tersebut membuat perusahaan bisa meraup laba meski penjualan menurun.
Tercatat, GGRP meraup penjualan bersih senilai USD 297,04 juta pada enam bulan pertama 2021. Realisasi ini menurun 5,71 persen dari pendapatan bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar USD 315,65 juta.
Namun, beban pokok penjualan GGRP menurun cukup signifikan sebesar 15,82 persen karena efisiensi menjadi USD 256,60 juta. Sangkaeng menyatakan, penurunan beban tersebut mengakibatkan laba bruto GGRP juga naik menjadi USD 40,44 juta dari sebelumnya USD 10,82 juta pada 2020.
Pakar ekonomi Universitas Indonesia, Prof. Sulastri Surono menilai positif perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan Fortune Indonesia. Menurutnya, pemeringkatan tersebut bisa memunculkan optimisme di tengah situasi pandemi saat ini.
“Menurut saya, perusahaan-perusahaan yang masuk peringkat juga memiliki kinerja baik. Ini juga merupakan cermin dari optimisme suatu perusahaan, untuk mendorong perusahaan-perusahaan lain agar kinerja mereka juga meningkat,” kata Sulastri. (rob)