IPOL.ID – Pandemi covid 2020 lalu menjadi pelajaran berharga bagi PT Blue Bird Tbk (BIRD). Terbukti pada 2021, BIRD membukukan rata-rata pendapatan per bulan (Januari-September) naik 17,5 persen atau Rp24 Miliar bila dibandingkan periode Maret-Desember 2020.
Pandemi yang bermula di tahun 2020 dan berlanjut di 2021 tentunya memberikan dampak tersendiri bagi sektor transportasi akibat dari berkurangnya mobilitas masyarakat. Pemerintah setidaknya telah menerapkan 2 kali PPKM yaitu PPKM Mikro di pertengahan Januari dan PPKM Darurat yang dilaksanakan pada Juli 2021.
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Sigit Djokosoetono mengungkapkan, pembatasan mobilitas masyarakat adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari sebagai bagian dari strategi pemerintah dalam memerangi pandemi Covid-19. “Kami belajar banyak pada 2020 dalam menyikapi pembatasan mobilitas masyarakat melalui berbagai program efisiensi untuk mengurangi beban Perseroan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima redaksi ipol.id di Jakarta Senin (1/11).
Dikatakan Sigit, BIRD juga memberikan kemudahan bagi customer untuk melakukan pemesanan taksi di berbagai platform dan semakin mengembangkan alternatif pembayaran cashless yang semakin diminati oleh masyarakat.
Sigit yakin Bluebird masih menjadi perusahaan yang kuat dan terus berkembang di tengah kondisi pandemi. “Banyak perusahaan transportasi yang sudah bertumbangan akibat pandemi. Namun fakta bahwa Bluebird masih bertahan dan terus mengembangkan bisnisnya adalah bukti dari kepercayaan masyarakat terhadap layanan Bluebird dan tata kelola perusahaan yang prudent serta berorientasi kepada customer,” tambahnya.
BIRD memberikan keterangan bahwa meski pembatasan terjadi, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp1,45 triliun pada periode Jan-September 2021. Sedangkan pada periode sama 2020 Bluebird berhasil membukukan Rp1,55 triliun.
“Yang perlu dicatat adalah PPKM yang diberlakukan di 2021, bulan Januari dan Februari 2020 pendapatan perseroan masih berada dalam masa normal sebelum pandemi di mana kinerja Perseroan pada saat itu sedang sangat baik dengan rata-rata pendapatan perseroan di Januari-Februari 2020 naik sekitar tujuh persen dibandingkan Januari-Februari 2019,” ujar Sigit Djokosoetono.
Kinerja perseroan secara keseluruhan di 9M21 juga membaik signifikan dibandingkan 9M20. Rugi bersih Perseroan di 9M21 tercatat sebesar minus Rp66,3 miliar, membaik 58 persen dibandingkan kerugian di 9M20 yaitu minus Rp158 miliar.
Terus Berinovasi
Salah satu lini bisnis Perseroan yaitu Mobil Go yang bergerak pada penjualan mobil bekas eks armada Bluebird, menunjukkan kinerja yang sangat baik. Laba atas penjualan aset naik sangat signifikan dari yang sebelumnya mencatat kerugian sebesar minus Rp5,4 miliar di 9M20 menjadi laba sebesar Rp48,6 miliar di 9M21. Hal ini didorong dari peningkatan volume dan juga perbaikan di harga jual per unit.
Hal lain yang dilakukan perseroan adalah ekspansi Perseroan dari sisi teknologi dengan diluncurkannya MyBlueBird 5 dan juga kolaborasi dengan berbagai platform lain untuk booking channel dan payment channel taksi Perseroan memberikan fleksibilitas lebih bagi customer dalam melakukan pemesanan dan pembayaran.
Seperti yang diketahui, sejak tahun 2020 Perseroan sudah masuk dalam bisnis pengiriman barang untuk meningkatkan utilitas armada taksi Perseroan. Perseroan sudah bekerja sama dengan beberapa partner lain seperti Indogrosir, Paxel, Union Group, Kem Chicks, Kereta Api Indonesia dan lain-lain.
Di tahun 2021 ini layanan pengiriman barang Bluebird Kirim sudah masuk sebagai alternatif pengiriman barang di Shopee yang merupakan marketplace e-commerce terbesar kedua di Indonesia. Ke depannya, Perseroan akan berekspansi untuk masuk sebagai alternatif pengiriman dalam berbagai platform e-commerce lainnya mengingat potensi bisnis yang cukup besar dari segmen ini. (Irm/Tim)