IPOL.ID-Selama lebih dari satu tahun pandemi COVID-19, kegiatan sekolah berlangsung secara daring dan menimbulkan berbagai konsekuensi psikologis bukan hanya kepada anak-anak dan tenaga pengajar, namun juga kepada orang tua.
Bahkan efek jangka panjang menurut Hasil riset Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) menyatakan, tidak bersekolah secara tatap muka mengakibatkan anak kita akan berisiko kurang kompetitif saat menghadapi dunia kerja dan potensi pengurangan pendapatan hingga -3% seumur hidup.
Menilik dampak negatif dari ditutupnya sekolah, tercatat ada 175 negara di dunia yang telah membuka sekolah, baik sebagian maupun seluruhnya.
Sejalan dengan berjalannya program vaksinasi nasional kepada tenaga pengajar dan untuk meminimalkan learning loss serta dampak psikologis yang bisa berakibat permanen, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) telah memulai kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan persyaratan khusus.