IPOL.ID – Kabupaten Klungkung yang terkenal dengan komoditas garamnya resmi menjadi Desa Devisa ke-26. Ini merupakan program Desa Devisa Garam Kusamba Klungkung yang memiliki visi untuk membawa garam lokal berkualitas menjadi lebih mendunia.
“Program Desa Devisa Garam Kusamba akan memberikan berbagai pendampingan mulai dari aspek produksi sampai pemasaran ke luar negeri. Manfaatnya akan dirasakan hingga lebih dari 100 petani garam di Desa Kusamba dan Pesanggrahan,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) James Rompas di acara “Peresmian Desa Devisa Garam Kusamba, Klungkung, Bali, Sabtu (6/11).
Program Desa Devisa merupakan kolaborasi antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan, Pemerintah Kabupaten Klungkung, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Program ini merupakan pendampingan kepada kelompok yang berpotensi untuk melakukan aktifitas produksi komoditas unggulan secara berkelanjutan.
James menambahkan, garam Kusamba sudah dikenal sejak masa Kerajaan Klungkung sehingga perlu dikembangkan sebagai salah satu penghasil devisa. Desa Devisa Garam Kusamba Klungkung punya visi untuk membawa garam lokal berkualitas menjadi lebih mendunia.
Garam yang dihasilkan oleh petani yang tergabung dalam Koperasi Mina Segara Dana memiliki kualitas premium diolah secara tradisional, dijemur diatas batang kelapa yang dibelah menjadi dua bagian sebagai media jemurnya, sehingga menghasilkan cita rasa yang gurih, warna putih, tekstur halus dan rasa asin yang rendah.
Pendampingan yang diberikan untuk lebih meningkatkan kualitas produk adalah produksi Bali Sea Salt Rub, Branding Development, pameran dagang, business matching, hingga sertifikasi produk.
DJKN Kemenkeu Bali Nusra sebagai salah satu inisiator dalam program Desa Devisa
juga antusias dengan keberlanjutan komitmen bersama sejumlah pihak untuk memajukan Desa Kusamba di Klungkung Pihaknya menyatakan siap untuk mendukung produk Garam Kusamba menjadi semakin dikenal dan berkualitas. (ydh)