IPOL.ID – Bencana banjir sudah mulai banyak mewarnai pemberitaan dan lini masa dunia maya. Dan sudah menjadi kebiasaan dari tahun ke tahun, banjir dan genangan di musim hujan selalu menjadi perdebatan tiada akhir warganet di media sosial.
Masing-masing kubu tak ada yang mau disalahkan. Seakan ingin “mengademkan” perdebatan tersebut, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pernah merilis pendapat ilmiahnya tentang perbedaan genangan dengan banjir.
Para ilmuwan LAPAN memberikan pemahaman antara genangan air dan banjir melalui unggahannya di Twitter pada 9 Februari 2021 lalu.
Menurut data grafis yang dibuat Lapan, ada perbedaan yang mendasar dari kedua kata tersebut. Ada lima hal yang membedakan antara banjir dan genangan, yaitu klasifikasi, skala waktu, skala ruang, penyebab, dan dampak.
Secara klasifikasi, banjir diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu banjir rob, banjir bandang, banjir, dan sebagainya. Sedangkan genangan tidak memiliki klasifikasi.
Untuk skala waktu, banjir terjadi dalam waktu yang lama, yakni lebih dari 24 jam. “Adapun genangan relatif terjadi dalam waktu singkat, kurang dari 24 jam,” cuit Lapan seperti dinukil ipol.id dari akun resminya, Rabu (10/11).
Dari skala ruang, ketinggian air disebut banjir jika lebih dari 40 sentimeter (cm). Sedangkan cakupan areanya luas dengan radius lebih dari 100 meter.
Dalam pengertian genangan, ketinggian air kurang dari 40 cm, luas area terkonsentrasi di satu bagian saja, mencakup kurang dari 100 meter.
Di samping itu, banjir disebabkan oleh alam dan manusia dengan faktor kombinasi yang kompleks. Genangan lebih dominan disebabkan oleh manusia atau sistem drainase.
Kelima, dari sisi dampak. Banjir memiliki dampak besar dan signifikan yang mencakup kerugian materi bahkan nyawa. Sementara, genangan dampaknya kecil bahkan hampir tidak ada.
Semoga tak ada lagi perdebatan antara genangan dan banjir yang banyak terjadi di musim hujan tahun ini.