IPOL.ID-Ambisi pecatur putra terbaik Indonesia GM (Grand Master) Susanto Megaranto menjuarai JAPFA FIDE Rated Chess Tournament 2021 tampaknya bakal mulus.
Hingga babak ketiga yang berlangsung di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, Minggu (5/11), Susanto masih berada dipuncak klasemen usai mencatat full point.
Susanto yang memiliki elo rating 2548 masih terlalu tangguh buat lawan-lawannya. Usai mengalahkan WFM Christine Elisabeth (1786) pada babak pertama, Sabtu (4/12/2021), keperkasaan Susanto berlanjut. Pecatur yang memecahkan rekor GM Utut Adianto ini kembali menorehkan dua kemenangan pada babak kedua dan ketiga.
Pada babak kedua ia sukses menundukkan pecatur non-gelar Susanto Rahman dan kemudian pada babak ketiga mengalahkan Sadeli Sunardi.
Dengan kemenangan ini Susanto berhasil mengemas poin 3 hasil dari 3 kali menang dan menempati puncak klasemen sementara. Namun demikian posisi Susanto belum sepenuhnya aman karena di bawahnya ada 14 pemain yang sama-sama mengemas 3 poin dari tiga babak yang sudah dimainkan.
Ke-14 pecatur yang membayangi Susanto diantaranya FM Catur Adi Sagita, MF Hamdani Rudin, Surya Wahyudi, pecatur pelatnas lainya IM Gelbert Elroy Tarigan serta dua lain bergelar MF M. Miftahul Hudany dan Daniel Hermawan Lumban Gaol.
Meski memiliki elo rating yang jauh di atas peserta lainnya, namun Susanto mengakui tidak mudah mengalahkan lawan-lawannya pada tiga babak awal JAPFA FIDE Rated ini.
“Kualitas (lawan) sudah mulai bagus. Rating memang di bawah 2000, tapi kalau kekuatan, saya rasa di atas 2000,” ujar Susanto ditemui usai pertandingan babak ketiga kontra Sadeli Sunardi.
Bahkan Susanto tak berani bicara soal juara. Menurutnya perjalanan menuju juara masih jauh karena masih harus bertanding enam babak lagi. “Untuk peluang, prediksi terlalu dini, masih jauh,” ungkapnya.
Susanto mengatakan dirinya akan memanfaatkan kesempatan turnamen kali ini dengan baik untuk meningkatkan elo ratingnya. Sebab selama pandemi, hampir tidak kejuaraan catur klasik yang memberi kesempatan untuk mendongkrak elo rating. Yang ada hanya turnamen catur cepat dan kilat.
“Sebenarnya tergantung sponsor juga untuk turnamen klasik. Tapi memang sekali-kali harus ada catur klasik karena butuh ilmu tinggi di catur klasik, selain itu bisa meningkatkan gelar. Kalau catur cepat kan tidak bisa tingkatkan gelar,” tutup Susanto Megaranto. (bam)