IPOL.ID – Guna mengantisipasi dini pencegahan penularan varian Omicron pada level komunitas. Pemerintah memutuskan mengisolasi Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran hingga sepekan ke depan.
Sebab, sebelumnya ditemukan kasus penularan di area RSDC Wisma Atlet tersebut. Keputusan tersebut diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Menko Marinvest RI, Menteri Kesehatan RI, TNI, dan Satgas Penanganan Covid-19, yang dilanjutkan dengan rapat teknis dengan kementerian lembaga terkait.
“Perkembangan situasi terakhir menjadikan pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal virus varian Omicron. Isolasi RSDC adalah langkah yang diharapkan efektif untuk tujuan tersebut,” kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto, Jumat (17/12).
Selain itu, Letjen TNI Suharyanto meminta bagi pasien yang sudah selesai masa karantina di Tower 4 RSDC Wisma Atlet, selama 14 hari ke belakang, untuk terus memantau kondisi kesehatannya. Apabila terjadi gejala segera laporkan kepada puskesmas di wilayahnya masing-masing.
“Saya mengimbau agar masyarakat tidak panik, tetapi tetap waspada dengan memperketat protokol kesehatan, segera melakukan vaksinasi, dan menghadapi Natal dan Tahun Baru dengan mengurangi mobilitas,” imbau Suharyanto.
Perlu diketahui bahwa RSDC Wisma Atlet Kemayoran merupakan rumah sakit khusus untuk merawat pasien Covid-19. Sejak pandemi melanda Indonesia pada pertengahan Maret 2020.
Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa tower rumah sakit ini difungsikan sebagai tempat karantina pelaku perjalanan internasional, melengkapi Wisma Atlet Pademangan, Jakarta Utara (Jakut).
Suharyanto menambahkan, pemerintah juga membuka Rusun Nagrak, di Cilincing, Jakut untuk karantina terpusat bagi PMI, pelajar, dan Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai cadangan tempat karantina.
Menurut dia, karena tenaga kesehatan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran terbatas jumlahnya. Maka akan segera diberlakukan isolasi area Wisma Atlet, tenaga kesehatan dikarantina. Rusun Nagrak juga akan didukung oleh Sumber Daya Manusia dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
“Rusun Nagrak ini memiliki kapasitas lebih dari 4.000 tempat tidur. Dua hari lalu, saya sudah mengecek kesiapannya,” tutupnya. (ibl)