IPOL.ID-Jelang libur Natal dan tahun baru (Nataru), warga yang menyeberang dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur ke Bali mulai naik . Warga yang menyeberang didominasi wisatawan domestik yang akan berlibur ke Bali.
Kenaikan jumlah penumpang ke Bali diperkirakan sekitar 5 persen, didominasi kendaraan roda empat.“Kalau presentase jumlahnya naik turun, sekitar 5 persen dibandingkan hari biasa,” kata General Manager PT Indonesia Ferry Ketapang – Gilimanuk Suharto, Selasa (21/12/2021) siang.
Ia menambahkan, lonjakan penumpang diperkirakan akan terjadi pada 23-24 Desember besok.”Di Bali ada Pergub yang melarang kerumunan perayaan tahun baru. Ini juga berdampak pada lonjakan penumpang,” tegas Suharto.
Ketika aktivitas perayaan tahun baru di Bali diperbolekan normal, ia memprediksi lonjakan penumpang bisa mencapai 10-25 persen.
Meski kasus Covid turun, aturan protokol kesehatan (prokes) penumpang ke Bali tetap ketat. Wajib menjalani rapid test serta menyertakan bukti vaksinasi. “Kalau prokes tetap jalan terus,” jelasnya.
Meski naik tipis, pihak ASDP tetap siaga menyiapkan kemungkinan lonjakan penumpang. Salah satunya dengan menyiagakan seluruh kapal dengan jumlah total 46 unit.
“Setiap hari, 28 kapal dioperasikan. Jika terjadi lonjakan, seluruh kapal akan dikerahkan,” lanjutnya.
Sementara lonjakan arus balik dari Bali diprediksi terjadi pada 1-3 Januari 2022. Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pada momen itu wisatawan domestik akan ramai-ramai menyeberang dari Gilimanuk, Bali ke Jawa.
Sementara itu, hotel-hotel di Jawa Tengah bersiap menyambut libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada akhir tahun nanti. Perhotelan di Jawa Tengah menyatakan bahwa saat ini kondisi perhotelan sudah membaik dan ada peningkatan okupansi hotel.
Perwakilan PHRI Solo Raya, Sistho Sreshtho mengatakan hampir dua tahun terakhir ini karena pandemi, industri perhotelan di Jawa Tengah mengalami hantaman pelemahan ekonomi. Namun, menjelang Nataru pada akhir tahun ini sudah mulai bisa dirasakan ada geliat pemulihan di sektor pariwisata maupun perhotelan. Pernyataan itu dikatakannya saat dihubungi lewat sambungan telepon, Minggu (19/12/2021).
Sistho menjelaskan, kebijakan pemerintah dengan membuka keran mobilitas masyarakat saat akhir tahun, memberikan angin segar bagi dunia perhotelan di Jawa Tengah. Sebab, pelonggaran yang diberikan pemerintah itu akan dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur dan menginap di hotel. (bam)