Kemudian di IKN akan dibangun gedung-gedung pemerintah bertingkat dengan mengunakan pondasi dalam seperti tiang pancang. Uchok khawatir jika pondasi tiang pancang pada kedalaman tertentu menyentuh sumber daya batu bara, maka akan terjadi proses oksidasi yang menyebabkan kerusakan pada beton dan besi tiang pancang.
“Ketika tiang pancang gedung kantoran pemerintah bertingkat mengalami kerusakan, maka tinggal tunggu waktu saja, bangunan gedung pemerintah tersebut akan runtuh,” tuturnya.
Di sisi lain, Uchok juga mengkritisi rencana anggaran untuk membangun IKN sebesar Rp500 triliun yang dinilai tak sebanding dengan luas dan kondisi lahan IKN.
“Alokasi anggaran sebesar Rp500 triliun merupakan paket akal-akalan saja. Sengaja dikecil-kecilkan agar tidak ada reaksi dari publik dan DPR,” singgungnya.
Dibandingkan pemindahan Ibu Kota Kazakhstan dari Almaty ke Astana/Nursultan pada 1998 lalu, anggaran pemindahan Ibukota Jakarta ke Kalimantan Timur relatif lebih kecil.
Berdasarkan pengamatannya, biaya pindah ibukota Kazahkstan dari Almaty ke Astana/Nursultan sebesar USD30 miliar (setara Rp450 triliun), yang jika dikonversikan ke nilai mata uang saat ini bisa empat kali lipat setara USD120 miliar dollar (setara Rp1.800 triliun). Padahal luas Nursultan hanya 722 kilometer persegi atau ekivalen 72.200 hektare.