Untuk pangsa pasar, katanya, secara menyeluruh untuk peternakan cukup bagus. “Kenapa kita ambil budidaya lele, patin dan lainnya, agar WBP bisa survive, setidaknya juga dapat dikonsumsi oleh keluarganya pada saat kembali lagi ke masyarakat,” tambahnya.
Terkait hasil produksi, selain dijual ke masyarakat, pihaknya juga memberikan ruang bagi petugas lapas yang ingin membeli hasil produk, hasil budidaya dari WBP. “Mensejahterakan petugas dan WBP di Lapas Narkotika Jakarta juga,” ucapnya.
Hasil penjualan dari budidaya tadi juga disetorkan ke kas negara melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). “Tahun 2021 saja kita setorkan Rp 80 juta dan di 2020 disetorkan Rp 98 juta ke kas negara,” ungkapnya.
Menurutnya, kerajinan tangan yang dibuat WBP cukup bagus. Dalam memasarkan hasil kerajinan tangan itu, sudah ada market placenya melalui online di Shoope dan Tokopedia. Produknya meliputi kaligrafi, lukisan, lampu tidur dalam bentuk akrilik dan lain sebagainya.
Kampung Asimilasi Cah Angon Lapas Narkotika Kelas IIA Jakarta sendiri diinisiasi oleh Tanto selaku Kasi Kegiatan Kerja Lapas Narkotika Kelas II A Jakarta.