IPOL.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam hal ini Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus menggeber vaksinasi Booster di Jakarta. Terlebih bagi kelompok masyarakat lanjut usia (lansia) dan yang memiliki penyakit komorbid menjadi prioritas.
Soal target vaksinasi Booster di Jakarta, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Pemprov DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, dalam pemberian vaksin Booster di Jakarta saat ini untuk usia 18 tahun ke atas. Namun demikian, pihaknya tetap memprioritaskan lansia dan ini satu lagi bahwa ada percepatan akselerasi bagi lansia.
Lansia
“Kalau untuk lansia sedang dicreate untuk setelah 3 bulan artinya setelah dapat e-tiket artinya tetap nunggu e-tiket tersebut, setelah 3 bulan lansia dan komorbid bisa dipercepat,” kata Widyastuti di Jakarta, Rabu (23/2).
Kadinkes DKI mengatakan, seperti diketahui pandemi membawa multi dimensi dampak. Salah satunya ekonomi. “Tentu kami ingin kesehatan berjalan baik begitu juga dengan ekonomi”.
“Salah satu hal yang jadi konsen kita bagaimana menumbuhkan vaksinasi secara massif kepada masyarakat dan kami sangat mengapresiasi percepatan vaksinasi, salah satunya kolaborasi dengan asosiasi ritel,” tambah Widyastuti.
Widyastuti mengungkapkan, pada dosis pertama di DKI Jakarta sudah bisa menyuntik sebanyak 12,3 juta lebih warga masyarakat. Kemudian dosis kedua 10,3 juta lebih. “Nah untuk Booster ini memang kita sedikit lebih lambat, memang kami baru suntik sekitar 1,1 juta lebih warga, tahun lalu sehari kami bisa suntik 200 ribu orang sehari, tahun ini sangat lambat,” ujar dia.
“Jadi kami ingin melalui berbagai kolaborasi ini memberikan pemodelan contoh kepada warga tentu juga peran media untuk komunikasikan dengan baik bahwa pandemi belum selesai, ga perlu khawatir supaya bisa berjalan seiring kesehatan dan ekonomi, ayo kita sukseskan vaksinasi Booster supaya antibodi kita terjaga dengan baik,” harap Widyastuti.
Lebih jauh soal kapan waktu vaksinasi Booster tuntas di DKI? “Kami tentu ingin semakin cepat semakin baik tapi peran dari media untuk bantu menyuarakan, komunikasikan dengan baik, jangan menakut-nakuti nah ini beritakan yang positif bahwa memang angka kita sudah mulai menurun,” tandas dia.
Sedangkan pada kasus aktif Covid-19 sudah melampaui tahun lalu. Tetapi tingkat keterpakaian tempat tidur di rumah sakit, lanjut Widyastuti, kalau tahun lalu disiapkan sekitar 12 ribu tempat tidur Covid terpakai sekitar 95 persen. Saat ini baru terpakai sekitar 3.000.
“Jadi meski terinfeksi tapi karena tervaksin dengan baik sehingga implementasinya manifestasi klinisnya lebih ringan, jadi pesan saya yang belum vaksin segera cari tempat vaksin dan tetap jaga protokol kesehatannya,” tukas dia.
Widyastuti menekankan, sekali lagi bahwa memang vaksinasi tidak bisa menyebabkan tidak sakit. Jadi vaksinasi ini memberikan penurunan kalaupun sakit tidak menjadi parah. “Dan itu terbukti”.
Tingkat dengan vaksinasi dosis pertama dan kedua telah di atas 100 persen, warga DKI Jakarta relatif tumbuh anti bodi sehingga tingkat hunian di rumah sakit jadi lebih rendah.
“Kalau tahun lalu saya ingatkan sekitar 12.000 tempat tidur, saat ini kami siapkan baru terpakai 3.000. Itu menunjukkan bahwa varian Omicron relatif lebih ringan gejala daripada yang lain,” tuturnya.
Sekali lagi tetap Booster dilakukan, kalau vaksinasi dosis pertama dan kedua yaitu sehari bisa sampai 200.000 warga tervaksin karena kolaborator banyak dan warga yang mengikuti vaksin antusiasnya tinggi.
“Nah saat ini turun nih. Sehari paling sekitar 5.000-10.000 orang, masih sangat jauh dibanding dosis satu dan dua,” ujarnya.
Widyastuti berpesan, bagi warga yang belum vaksinasi ayo cari tempat vaksinasi. Untuk vaksin telah siap, tapi jangan pilih-pilih vaksin. Semua vaksin yang disediakan sudah mendapatkan uji kelayakan dari para ahli dan BPOM, semua vaksin aman dan valid.
Secara pandemi masih panjang, artinya semua teori, Covid-19 penyakit relatif baru, data yang dimiliki Dinas Kesehatan DKI Jakarta menujukkan angka kasus tertinggi tahun lalu sehari 14.600 kasus. Tahun ini, tanggal 6 Februari kemarin, diangka 15.800 lebih sudah melampaui angka puncak tertinggi tahun lalu.
“Semoga (kasus Covid-19) semakin menurun. Saat ini semakin menurun, sehari sekitar 5.000 kasus, dan terpenting bahwa meski 15.000 lebih kasus tapi keterpakaian pemakaian tempat tidur yang disiapkan di bawah 30 persen. Beda dengan tahun lalu, disiapkan 12.000 tempat tidur terpakai 95 persen,” tutupnya. (ibl)