IPOL.ID – Seratus lebih rumah warga di empat desa di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terendam banjir sejak Senin (14/3) sore. Dalam peristiwa banjir tersebut, dilaporkan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari menerangkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang melaporkan kejadian banjir terjadi di wilayahnya pada Senin (14/3) pukul 17.15 WIB. Banjir tersebut merendam 110 rumah warga di empat desa.
“Empat desa yang terdampak yaitu Desa Mangliawan, Desa Saptorenggo, Desa Ampeldento dan Desa Asrikaton,” terang Abdul Muhari, Selasa (15/3).
Hal tersebut disampaikannya berdasarkan pantauan terkini yang dilakukan BPBD Kabupaten Malang pada Senin malam (14/3). Peristiwa banjir ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah tersebut.
Hasil kaji cepat sementara, banjir tersebut menyebabkan 115 KK atau 348 jiwa terdampak. Tidak ada laporan warga yang terluka dan mengungsi akibat peristiwa ini. Sedangkan dampak kerugian material, BPBD setempat mencatat 1 unit fasilitas rumah ibadah rusak dan 10 unit tempat usaha ikut terdampak.
Merespons kejadian ini, BPBD Kabupaten Malang telah berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan setempat untuk melakukan pendataan. Pihaknya bersama personel TNI dan Polri tetap bersiaga untuk mengantispasi kemungkinan banjir susulan.
Prakiraan cuaca di beberapa wilayah kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur masih terpantau berpotensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada esok hari (16/3) hingga lusa (17/3). Oleh karena itu, pemerintah daerah dan warga diharapkan tetap waspada dan siaga dalam mengantisipasi potensi terjadi nya banjir dan angin kencang susulan.
Sebagai bentuk kesiapsiagaan dari adanya prakiraan cuaca BMKG, BPBD Provinsi Jawa Timur telah meneruskan informasi peringatan dini potensi hujan lebat kepada lintas instansi terkait. Masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor serta angin kencang.
“Selalu pantau peningkatan debit sungai dan saluran air lain jika terjadi hujan intensitas tinggi dengan durasi lebih dari satu jam. Di samping itu, pemerintah setempat juga melakukan pemadaman listrik dini saat terjadi banjir agar warga terhindar dari sengatan arus listrik”.
Di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, BNPB juga mengimbau agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) maupun tas siaga yang dilengkapi peralatan dan perlengkapan yang mendukung prokes, antara lain masker dan hand-sanitizer. (ibl)