Didik mengatakan, biaya untuk mengontrak lahan di Pancoran Buntu II bisa sampai Rp7 juta untuk satu tahun. Nominal itu menyesuaikan besaran lahan yang bakal dibangun.
“Iya betul (harganya menyesuaikan lapak dibangun). Mulai ramai warga itu tahun 2008-2009. Buat lapak-lapak pemulung,” ungkap Didik.
Menurut Didik, para warga yang datang umumnya mereka yang tergusur dari lahan di wilayah lain. Mereka ditawarkan oleh warga yang lebih dulu tinggal di Pancoran Buntu II.
“Jadi ada bos lapak, terus ada temannya di lapak mana kena gusur, ditawarkan, ya sudah pindah sini saja, di sini lahan murah, ya sudah mereka pindah,” ucapnya.
Didik sendiri pernah menjabat Sekretaris RT selama tujuh periode. Masa jabatan itu habis di tahun 2019 atau tepat satu tahun Pertamina masuk untuk memulihkan lahan tersebut.
“Saat ini saya sudah pindah. Saya dapat uang tali kasih. Dan setiap orang menerima tali kasih itu berbeda-beda, sesuai besar bangunan. Kita bongkar sendiri,” tandas Didik.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan turun tangan soal adanya polemik sengketa lahan di kawasan Pancoran Buntu II, Pancoran.