“Artinya, hanya cukup untuk memenuhi permintaan masyarakat selama 9 hari ke depan,” kata Yoni, Jumat (27/5) kemarin.
Menipisnya ketersediaan sapi di Tanjungpinang ini menurutnya dikarenakan penghentian kiriman sapi dari provinsi lain. Sementara selama ini stok sapi di Tanjungpinang memang bergantung dengan kiriman dari provinsi lain karena daerah ini belum ada sentra sapi ternak.
Pihaknya pun menunggu kepastian terkait kiriman sapi dari sejumlah provinsi di Sumatera. Kondisi ini dinilai mengkhawatirkan dan dapat mengancam terhentinya pasaran daging segar di Tanjungpinang.
Sisi lain, ia mengaku sedang berupaya untuk mendatangkan sapi dari Natuna dan Anambas yang tergolong kelebihan stok. Berharap kebutuhan harian serta untuk hewan kurban hari raya Idul Adha mendatang dapat terpenuhi.