IPOL.ID – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril menegaskan vaksin cacar (smallpox) masih efektif untuk menangkal risiko penularan cacar monyet atau monkeypox pada manusia. Belum diperlukan vaksin baru, seperti yang disampaikan WHO.
“Sekitar 85 persen vaksin cacar masih bermanfaat untuk menangkal cacar monyet,” kata Mohammad Syahril dalam keterangannya, dikutip Rabu (25/5).
Vaksin cacar merupakan vaksin pertama yang berhasil memberikan perlindungan di dalam tubuh terhadap serangan infeksi virus patogen. Vaksin ini ditemukan oleh seorang dokter asal Inggris, Edward Jenner, pada tahun 1776.
Indonesia kini menjadi salah satu negara yang dikategorikan bebas dari cacar terhitung sejak 1980. Predikat itu tidak lepas dari program imunisasi yang dilaksanakan secara masif sejak 1956.
“Biasanya akan ada rekomendasi dari WHO dan akan direkomendasikan pada negara yang memang butuh vaksin itu,” katanya.
Nama cacar monyet disebabkan oleh virusnya yang kali pertama ditemukan pada hewan monyet pada tahun 1958.
“Periode invasi cacar monyet ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri punggung yang dipicu pembesaran kelenjar getah bening,” tutur Syahril.
Gejala yang timbul selang 1-3 hari setelah periode invasi akan ditandai dengan ruam pada kulit wajah (95 persen), telapak tangan dan kaki (75 persen), mulut (70 persen), kelamin (30 persen), dan konjungtiva (20 persen). Bentuk ruam seperti kemerahan pada kulit, lenting bernanah, lenting berair, dan papul.
Hingga saat ini telah ditemukan total 92 kasus terkonfirmasi dan 28 suspek di 12 negara nonendemik cacar monyet di antaranya Australia, Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat.
WHO telah mengeluarkan panduan untuk mengantisipasi penularan cacar monyet di antaranya dengan cara menghindari kontak kulit dengan orang yang bergejala dari ke kulit dan wajah ke wajah.
Masyarakat juga diimbau selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan rajin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer mengandung alkohol serta memakai masker dan menjaga etika saat batuk serta berhubungan seksual secara aman.