IPOL.ID – Salah satu sapi milik Presiden Joko Widodo yang dititipkan sebagai hewan kurban pada Idul Adha mendatang diduga terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), di Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Disbunak Kabupaten Sanggau, Dadan Sumarna mengatakan, dari belasan sapi yang dititipkan tersebut, satu di antaranya mengeluarkan busa serta pada bagian kaki mengalami luka. Dari kriteria tersebut, kata Dadan, merupakan salah satu ciri penyakit mulut dan kuku yang saat ini sedang merebak di Indonesia.
“Terkait (sapi) bantuan Presiden yang rencananya untuk Idul Adha ini kemarin ada laporan dari pemilik, sapinya berbuih atau berbusa, setelah ditanya kemarin ada kelebihan makan kecap. Namun, ini salah satu ciri mulut berbusa, di kakinya pun ada luka,” jelas Dadan, Selasa, 17 Mei 2022.
Setelah dapat laporan tersebut, pihaknya mendatangi lokasi dan mengambil sampel darah dari sapi yang diduga terinfeksi PMK tersebut.
“Kita sudah dilakukan peninjauan, dan pengambilan sampel. Ini salah satu ciri PMK, maka kami mengambil sampel,” ucapnya.
Menurut laporan dari pemilik, pada 26 April 2022 pihaknya menerima pengiriman sapi dari Madura, Jawa Timur sebanyak 500 ekor untuk wilayah Kalimantan Barat.
“Berdasarkan laporan pada 26 April ada pengiriman atau datang sapi dari Madura. Pada saat itu Kalbar memang ada suplai sapi dari Jawa Timur sebanyak 500 ekor, salah satunya untuk Sanggau. Untuk Sanggau sebanyak 33 ekor,” ungkapnya.
Menurut Dadan, PMK ini tidak dapat menular kepada manusia. Namun, perlu penanganan khusus ketika sudah mengonsumsi ternak yang sudah terinfeksi PMK.
“Konsumsi terhadap ternak yang terkontaminasi PMK itu perlu penanganan khusus, di mana air yang harus direbus dulu jadi PMK ini tidak zoonosis yang berarti tidak menular ke manusia,” terangnya.
“Intinya penanganan terhadap daging atau prodak dari sapi yang sudah terkontaminasi PMK itu tidak akan menimbulkan penyakit pada manusia, hanya penanganannya yang harus lebih,” lanjutnya.
Karena PMK ini dapat menyebar melalui udara, pihaknya akan menutup sementara waktu akses keluar masuknya kendaraan yang memuat hewan ternak seperti sapi dan kambing.
“Dalam penyebaran PMK ini kita harus memperhatikan bahwa penyebaran PMK ini bisa melalui udara, dari kendaran-kendaraan yang membawa ternak akan mengakibatkan penularan,” ucapnya.
“Untuk itu khusus Kabupaten Sanggau kita bekerja sama dengan Polres untuk menjaga pos-pos di Perbatasan di Toba, Tayan, Sosok, yang berbatasan dengan daerah lain agar lalu lintas (yang membawa sapi) ini disetop dulu untuk sementara. Itu berdasarkan instruksi dari Presiden,” tukasnya.