CN235-220 MPA ditenagai mesin General Electric CT7-9C. Pesawat dilengkapi Automatic Identification System (AIS) sebagai sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal dan Forward Looking Infra-Red (FLIR) untuk mendeteksi/mengklasifikasikan target.
PT DI menyebut pesawat berkemampuan merekam situasi di sekitar wilayah terbang untuk evaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari. Di samping kemampuan misi operasi patrol maritim, pesawat ini tercatat sebagai uniy PT DI pertama yang dimodifikasi dan di-upgrade pada seluruh avionic system-nya dengan teknologi terbaru full glass cockpit dan display digital yang terintegrasi.
Hebatnya, komposisi TKDN-nya sendiri sudah mencapai 42,56%. Dengan modifikasi dan pengembangan mission system itu, terserap 122.000 man hour PT DI di area Engineering. Sebanyak 30,1% di antaranya merupakan engineer milenial.
“Jumlah man hour yang terserap di area Produksi adalah 393.000 man hour, dengan kontribusi tenaga milenial yang sudah mencapai 40 persen,” ucap Direktur Utama PT DI Gita Amperiawan.