IPOL.ID – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) dr Terawan Agus Putranto berharap dapat segera memperoleh izin edar alat kesehatan untuk membuat vaksin Nusantara dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Kami berdoa semoga hal ini bisa segera terealisasi untuk izin edar alat kesehatannya, karena itu terkendala,” ungkap Terawan seusai Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi IX DPR di Jakarta, Senin (20/6).
Dia menggarisbawahi tim Vaksin Nusantara akan mengikuti semua aturan yang berlaku. Tujuannya agar vaksinasi Nusantara dapat digunakan masyarakat untuk melawan COVID-19.
“Pokoknya kami sangat sabar dan taat pada aturan dan juga regulasi. Tapi prinsipnya kalau bisa dipermudah kenapa dipersulit,” ujarnya.
Dia mengklaim Panja Komisi IX DPR telah memberi dukungan agar izin edar alat kesehatan itu segera diterbitkan. “Kami hanya selalu berharap apa yang bisa kami berikan kepada negara,” imbuhnya.
Vaksin Nusantara, lanjut dia, adalah vaksin yang berbasis sel dendritik. Sel dendritik adalah Antigen Presenting Cell (APC) terkuat di tubuh manusia yang berperan penting dalam kekebalan tubuh imun.
“Karenanya kami mengembangkan pembuatan vaksin COVID-19 yang menggunakan sel dendritik,” tandasnya.
Dia menambahkan, kelebihan dari vaksin ini adalah autologus, bersifat individual, tidak mengandung zat tambahan berbahaya, aman untuk penderita dengan imunitas rendah seperti penderita kanker diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, autoimun, dan lainnya.
Sementara itu, epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman meminta penyebutan nama Vaksin Nusantara untuk diubah. Alasannya, vaksin berbasis sel dendritik merupakan inovasi yang banyak dikembangkan para peneliti di dunia.
Dia menjelaskan, penamaan Vaksin Nusantara telah memicu tanggapan beragam masyarakat. Sebab sudah banyak jurnal internasional yang memberikan ulasan terkait sel dendritik.